Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Do we Know the Holy Spirit? -- The Holy Spirit and the Apostles of Christ
This page in: -- Arabic? -- English -- German -- INDONESIAN -- Portuguese -- Russian
TOPIK 1: Apakah Kita Mengenal Roh Kudus?
Short explanations to 335 Bible texts that speak of the Holy Spirit
III. Roh Kudus dan Para Rasul Yesus Kristus
1. Roh Kudus di dalam Kitab Kisah Para Rasul
(dituliskan sekitar tahun 60-62 MD.)

PAULUS dan Kuasa Roh Kudus



Pengkhususan Barnabas dan Saulus

KISAH PARA RASUL 13:2-4
2 Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." 3 Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. 4 Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus.

Pada persimpangan kisah di dalam Kisah Para Rasul ini kita membaca dua kali tentang adanya doa puasa di Antiokhia. Berpuasa bukanlah tugas bagi orang Kristen, tetapi sebuah kesempatan, karena melalui puasa maka intensitas doa bisa ditingkatkan. Orang-orang yang bertanggungjawab atas jemaat mau memuji Allah, Bapa dan Putera, dari kedalaman hati mereka. Mereka ingin memahami kehendak-Nya berkaitan dengan pelayanan gereja, sesuai dengan janji-Nya, Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku. (Yeremia 29:13-14)

Ketika para penatua terus berdoa, Roh Kudus berbicara kepada mereka. Doa yang tulus adalah cara yang paling baik untuk mengalami kehendak Allah. Roh Kudus berbicara kepada mereka memakai perkataan dalam bentuk “Aku”, sebagai Pribadi yang secara independen membuat rencana dan bertindak. Jemaat langsung bisa memahami suara-Nya, karena mereka terbiasa berbicara dengan Allah yang hidup—mendengar, taat dan memahami Dia.

Roh Allah menghendaki adanya pengorbanan dari jemaat! Mereka harus mengkhususkan dua dari pemimpin-pemimpin terbaik mereka, Barnabas yang sudah berpengalaman dan Saulus yang ahli Taurat, untuk melaksanakan rencana kekal dan berkelanjutan-Nya. Panggilan ini menunjukkan kesempurnaan kesatuan dari Roh Kudus dengan kehendak Tuhan Yesus, yang memang sudah, di dekat pintu gerbang kota Damsyik, berkehendak untuk memanggil Saulus kepada pelayanan missi ke seluruh dunia.

Jemaat berdoa, berpuasa, dan menumpangkan tangan mereka kepada orang-orang yang terpilih itu, sebelum melepaskan mereka pergi. Pada awalnya keduanya tidak tahu kemana mereka harus berangkat, tetapi percaya kepada Tuhan yang sudah memanggil mereka. Mereka tidak mengambil asuransi untuk jaminan hari tua, dan tidak mendapatkan janji tentang gaji dalam jumlah tertentu. Mereka berangkat dengan ketaatan penuh iman, karena tahu bahwa mereka secara pribadi sudah diutus oleh Roh Yesus Kristus. Ia sudah mengambil tanggungjawab atas mereka. Hari ini kita bersyukur kepada Tritunggal yang Kudus bahwa dengan penugasan dan pengutusan Barnabas dan Saulus maka jaman missi ke seluruh dunia sudah dimulai!


Barnabas dan Saulus di Siprus

KISAH PARA RASUL 13:6-12
6 Mereka mengelilingi seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan nabi palsu. 7 Ia adalah kawan gubernur pulau itu, Sergius Paulus, yang adalah orang cerdas. Gubernur itu memanggil Barnabas dan Saulus, karena ia ingin mendengar firman Allah. 8 Tetapi Elimas -- demikianlah namanya dalam bahasa Yunani --, tukang sihir itu, menghalang-halangi mereka dan berusaha membelokkan gubernur itu dari imannya. 9 Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, 10 dan berkata: "Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu? 11 Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari." Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia. 12 Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.

Barnabas, seorang keturunan Yahudi yang berasal dari Siprus, ingin menginjili penduduk di pulaunya. Namun kedua saksi Yesus itu berkeliling pulau besar itu dari timur ke barat tanpa menemukan ada orang yang tertarik kepada berita Injil. Hanya di Pafos gubernur Romawi ingin mendengar tentang ajaran baru yang mereka sebarkan di wilayahnya.

Namun, ada seorang tukang sihir Yahudi yang bernaa Baryesus, yang artinya “Yesus yang saleh” menyertai gubernur pulau itu. Ia melawan dengan kuasa dan kecurangannya terhadap usaha penginjilan dari dua pemberita itu dan secara memberikan pengaruh negatif kepada gubernur itu. Saulus jatuh ke dalam kemarahan kudus, dipenuhi dengan Roh Kudus, dan membongkar kuasa si jahat di dalam diri tukang sihir itu. Saulus mengatakan kepada tukang sihir itu bahwa tangan Tuhan akan menimpanya dan bahwa ia akan menjadi buta untuk sementara waktu. Saulus sendiri pernah mengalami hukuman dari Yesus yang demikian ke atas tubuhnya, tetapi kemudian ia bertobat, sesuatu yang tidak dilakukan oleh tukang sihir Yahudi itu.

Gubernur pulau itu, yang namanya Paulus, menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Sejak peristiwa itu, Saulus tidak lagi dipanggil dengan nama Ibraninya di dalam kitab Kisah Para Rasul. Selanjutnya, ia menerima nama Romawi-Yunani yang diberikan kepadanya. Karena itu, ia menjadi orang percaya yang pertama yang diberi nama Paulus, yang artinya “yang kecil.” Ia dengan senang menerima nama itu, karena di dalam mengikut Yesus, maka “yang terbesar” adalah “yang terkecil.” (Matius 18:4; 20:26; Markus 9:34; 10:43; Lukas 9:48; 22:24-27).


Paulus dan Barnabas di Antiokhia dan Pisidia

KISAH PARA RASUL 13:46-52
46 Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. 47 Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi." 48 Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. 49 Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu…52 Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.

Agak dramatis melihat kenyataan bahwa dari semua kejadian-kejadian berkaitan dengan perjalanan missi Paulus dan Barnabas yang pertama, hanya ayat ini yang berbicara tentang Roh Kudus. Hal ini cukup mengejutkan karena kenyataan bahwa Dialah, sang Roh Kudus, atas perintah Yesus dan kesepakatan penuh dengan-Nya, yang sudah merencanakan, memimpin, dan memberkati perjalanan pelayanan itu. Kedua penginjil itu mengadakan perjalanan dari melalui Antalya (di Turki modern) memasuki daerah pedalaman pegununungan Anatolia di Pisidia, dan dari sana ke Ikonium (sekarang dikenal dengan naa Konya), dan juga ke Listra dan Derbe, memberitakan bahwa Yesus adalah Dia yang sudah Bangkit dari kematian. Barangsiapa percaya kepada-Nya akan dibenarkan. Kemudian mereka mengadakan perjalanan kembali melalui jalan yang sama untuk menguatkan jemaat-jemaat yang mulai tumbuh.

Berkaitan dengan semua pemberitaan, kesembuhan, penganiayaan dan pemeliharaan di dalam perjalanan ini, tetap tidak ada penyebutan mengenai Roh Allah. Hanya disebutkan bahwa orang-orang yang baru percaya itu, sebagai “murid-murid Yesus”, dipenuhi dengan sukacita Roh Kudus. Bukannya sang missionaris, perjalanan mereka, pemberitaan atau penderitaan mereka yang menjadi tujuan dari Roh Yesus, tetapi pertobatan pribadi-pribadi dan peneguhan gereja-gereja baru. Yang sangat penting adalah bahwa mereka tetap berpegang teguh kepada Injil. Karena itulah maka Roh Allah lebih sering menahan diri, agar Yesus sajalah yang dimuliakan di dalam gereja-Nya.


Sidang Rasuli Pertama di Yerusalem

KISAH PARA RASUL 15:6-29
6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu. 7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. 8 Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, 9 dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. 10 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? 11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.” … 23 Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. 24 Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. 25 Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, 26 yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. 27 Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. 28 Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: 29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.”

Ketika Paulus dan Barnabas kembali ke Antiokhia dari perjalanan missi mereka yang pertama orang-orang yang sudah berdoa di dalam jemaat merasa sangat bersukacita, karena Yesus juga sudah memberikan keselamatan dan karunia Roh Kudus kepada orang-orang yang bukan Yahudi. Namun, orang-orang Kristen Yahudi yang berlatar belakang Farisi, datang dari Yerusalem dan menuntut agar semua orang yang baru menjadi percaya dari antara bangsa-bangsa bukan Yahudi itu untuk disunatkan, dan juga mentaati seluruh hukum Taurat Musa, beserta dengan 248 perintah dan 365 larangannya. Kalau tidak maka bangsa-bangsa bukan Yahudi itu dianggap tidak diselamatkan. Kemudian muncul perdebatan yang sangat keras, dimana Paulus dan Barnabas di satu pihak, dan kemudian orang-orang yang menunjung tinggi hukum Taurat di sisi lainnya. Gereja tidak melihat ada jalan keluar terbaik untuk masalah ini selain dengan membawanya ke hadapan para rasul di Yerusalem untuk mendapatkan sebuah keputusan (Kisah Para Rasul 15:1-8). Kemudian, terjadilah sidah gereja rasuli yang pertama di Yerusalem pada sekitar tahun 51 Masehi.

Petrus mengangkat mengenai pertobatan dan kelahiran baru dari seorang perwira pasukan Romawi di kaisarea. Di sana Tuhan sendiri yang turun tangan dan memberikan Roh Kudus kepada kelompok orang yang mencari Tuhan itu, setelah mereka disucikan oleh iman tanpa memiliki pemahaman sebelumnya mengenai Hukum Musa. Lebih lagi, tidak ada seorangpun dari antara orang Kristen berlatar belakang Yahudi saat itu yang mengikuti seluruh isi hukum Taurat Musa. Dan juga, mereka semua berharap untuk diselamatkan karena iman kepada Yesus Kristus saja! Yakobus, saudara Yesus, juga bergabung di dalam kedaulatan karya Allah ini, dengan menyebut referensi kepada janji di dalam Amos 9:11-12.

Pada akhirnya dikeluarkanlah sebuah pernyataan tertulis dengan formulasi yang sangat menakjuvkan, “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada para petobat baru dari bangsa-bangsa lain jangan ditanggungkan lebih banyak beban selain dari iman pribadi mereka kepada Kristus.” Demi persekutuan yang ada di meja perjamuan bersama-sama dengan orang-orang Kristen Yahudi maka perlu menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Dalam penjelasan yang sangat luar biasa ini para rasul berdiri selaras dengan Roh Kudus, sesuatu yang, secara manusia sangat tidak terbayangkan. Formulasi ini menunjukkan bahwa Roh Allah bukanlah diktator, tetapi Ia memberikan kepada gereja kewenangan dan tanggungjawab penuh untuk mengkoreksi pengajaran dan mengadakan sidang rohani. Kalau Paulus dan Barnabas tidak berhasil di dalam perjuangan iman rohani di bawah tuntunan Roh Kudus ini, maka hari ini kita semua akan menjadi orang-orang Yahudi Kristen yang hidup di bawah hukum Taurat Musa!


Paulus dan Pimpinan Roh Kudus di Anatolia

KISAH PARA RASUL 16:6-9
6 Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. 7 Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. 8 Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. 9 Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!.”

Maksud awal Paulus untuk perjalanan missinya yang kedua adalah untuk menguatkan jemaat-jemaat yang baru didirikan di Anatolia. Namun, sebelumnya ia sudah berpisah dari Barnabas, karena perbedaan pandangan tentang Yohanes Markus, dan memilih Silas, seorang nabi Perjanjian Baru, untuk menyertai dia dan menjadi penulis baginya. Setelah menguatkan jemaat-jemaat, Paulus berharap untuk mengadakan perjalanan ke Efesus, ibukota propinsi Asia Romawi, untuk melanjutkan usaha penginjilan. Namun, Roh Kudus melarang dia untuk menjalankan rencananya, dan kemudian memimpin Paulus untuk pergi ke Galatia yang keras (daerah Ankara modern). Dari sana mereka mau melanjutkan perjalanan melalui pantai Laut Hitam, tetapi Roh Kudus sekali lagi mencegahnya, sehingga mereka harus mengambil rute perjalanan tengah melalui Troas di sebelah barat. Di sana Paulus mendapatkan penglihatan dan panggilan untuk melayani di Makedonia, yang bermakna panggilan untuk mengembangkan ladang missi pelayanannya ke Eropa! Namun sang rasul masih tetap harus belajar mengenai apa artinya membiarkan Allah mengatur. Dalam penolakan kepada rencana Paulus ini, kita melihat bahwa strategi missi terletak sepenuhnya di tanan Roh Kudus. Berbahagialah orang yang siap untuk mendengar dan taat kepada tuntunan Roh Yesus, bahkan ketika tuntunan itu berbeda dengan rencana pribadinya.


Apolos di Efesus

KISAH PARA RASUL 18:24-26
24 Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. 25 Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat di dalam roh ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. 26 Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.

Pada saat perjalanan missi Paulus yang ketiga, ketika ia kembali melakukan perjalanan melalui Anatolia dan daerah yang sulit di Galatia, Apolos yang fasih berbicara datang ke Efesus dari Aleksandria. Dari asalnya bisa dilihat bahwa Apolos tumbuh di kalangan gereja-gereja Mesir yang belum pernah dikunjungi oleh Paulus. Beberapa anggota gereja di sana sudah menerima dan taat kepada panggilan missi ke seluruh dunia. Meskipun Apolos memiliki nama yang sama dengan salah satu dewa Yunani, kemungkinan besar ia adalah seorang Kristen berlatar belakang Yahudi, karena dengan bersemangat ia melawan orang-orang Yahudi yang ada di sinagog, membuktikan secara terbuka dari Perjanjian Lama bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan (Kisah Para Rasul 18:28). Nampaknya Apolos, yang belum menerima Roh Kudus, hanya mengajarkan tentang baptisan pertobatan dari Yohanes.


Paul di Efesus

KISAH PARA RASUL 19:1 – 21:1
1 Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. 2 Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus." 3 Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes." 4 Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus." 5 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. 6 Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. 7 Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang. 8 Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah. 9 Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus. 10 Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani. 11 Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, 12 bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat … 18 Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu. 19 Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak. 20 Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa. 21 Kemudian dari pada semuanya itu Paulus bermaksud di dalam roh untuk pergi ke Yerusalem melalui Makedonia dan Akhaya. Katanya: "Sesudah berkunjung ke situ aku harus melihat Roma juga.”

Setelah Paulus melewati dataran tinggi (di wilayah Turki modern), ia “akhirnya” tidak di Efesus. Ia bekerja dan melayani di sana selama duatahun dan tiga bulan. Pada awalnya ia melayani orang-orang yang sudah berhubungan dengan Apolos, yang pada saat itu, sudah melakukan perjalanan ke Korintus. Dua belas orang yang sudah percaya kepada Yesus di sana belum mengenal Roh Kudus. Mereka menerima kuasa Allah melalui baptisan air di dalam nama Yesus dan penumpangan tangan Paulus. Setelah itu mereka memuji Allah di dalam bahasa-bahasa asing.

Dalam laporan Lukas tentang pelayanan Paulus di mana selama dua tahun Paulus setiap hari mengajar di sekolah Tiranus, dan juga dalam tulisannya mengenai mujizat-mujizat yang ada, dan pengakuan dosa secara terbuka, dan juga tentang tindakan radikal berupa pembakaran buku-buku okultis, nama Roh Kudus juga tidak disebutkan. Meski tidak dituliskan, tetapi nampak jelas kenyataan bahwa Dia, sang Roh Kudus, adalah kekuatan dari Tuhan yang memungkinkan terjadinya kebangunan rohani yang ada di Efesus dan propinsi-propinsi lain di Asia. Bahkan dalam kerusuhan yang terjadi di kalangan para pembuat patung perak, Roh Kudus juga tidak disebutkan. Hanya ketika rencana dari sang rasul diperhatikan secara lebih mendalam sajalah kemudian Roh Kudus menjadi nampak jelas, ketika Paulus, menegaskan di dalam Roh Kudus dan mengatakan, “Aku harus mengunjungi Roma untuk memberitakan Kerajaan Allah di “kota besar” itu.”


Pesan Perpisahan Paulus di Miletus

KISAH PARA RASUL 20:18-28
18 "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: 19 dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. 20 Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; 21 aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus. 22 Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ 23 selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. … 25 Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah. 26 Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa. 27 Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu. 28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

Setelah kerusuhan yang terjadi di antara para pengrajin perak, Paulus mengadakan perjalanan ke Makedonia dan ke Yunani untuk menguatkan gereja-gereja yang didirikannya dalam perjalanan missinya yang ketiga. Dari sana ia kembali dengan berjalan kaki ke Makedonia, karena orang-orang Yahudi mungkin akan mengejarnya kalau ia naik kapal. Dimulai dari Troas, ia memulai perjalanan kembalinya keym. Ia tinggal selama beberapa waktu di Miletus, di sebelah selatan Efesus, dan meminta para pemimpin jemaat, penatua dan penilik jemaat dari Efesus dan propinsi Asia untuk datang dan menemuinya di sana.

Lukas juga hadir ketika Paulus menyampaikan pidato perpisahan yang sangat dipenuhi dengan perasaan dan kemudian ia menuliskannya dengan terperinci. Laporan dari perjalanannya (yang dimulai sejak Kisah Para Rasul 20:5), ditulis dalam bentuk “kami.”

Paulus berbicara sebanyak tiga kali mengenai Roh Kudus di dalam pesannya itu. Sejak awal ia mnegaskan bahwa ia tidak mengadakan perjalanan kembali ke Yerusalem atas dasar keinginannya sendiri, tetapi sebagai seorang yang “diikat di dalam Roh.” Ia kemudian menyaksikan bahwa Roh Kudus sudah membuatnya menjadi jelas bahwa cobaan, belenggu dan masa-masa pahit memang sedang menantikannya di Yerusalem.

Akhirnya ia mendorong semua orang yang memegang tanggungjawab agar mereka menjadi gembala yang baik, yang berjaga-jaga atas diri mereka sendiri dan atas jemaat yang dipercayakan kepada mereka, agar mereka jangan jatuh ke dalam pencobaan. Roh Kudus (dan bukannya Paulus) sudah menetapkan mereka menjadi para peniliki jemaat, menjadi para gembala di dalam gereja Allah yang sudah dipeoleh-Nya dengan darah-Nya sendiri. Dengan mengatakan demikian, Paulus sedang menyebut darah Yesus Kristus sebagai darah Alah sendiri!

Penjelasan bahwa Roh Kudus sendirilah yang sudah menetapkan para pemimpin gereja yang ada sangat menyentuh inti dari kenyataan itu, dan berbicara langsung tentang kepemimpinan gereja. Tidak ada gelar pendidikan, pemilihan demokratis atau karunia luar biasa lain yang bisa menjadi dasar pemilihan dari seorang penilik jemaat, gembala atau penatua jemaat lebih dari penetapan Roh Kudus itu. Penetapan itu adalah semata-mata kehendak dan keputusan dari Roh Kristus. Paulus menunjukkan bagaimana hikmat yang demikian bisa dinyatakan ketika ia bersujud dalam doa bersama-sama dengan semua pemimpin gereja itu, menyerahkan mereka kepada anugerah dan kuasa Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 20:17-38).


Paulus di Tirus

KISAH PARA RASUL 21:2-5
2 Di Patara kami mendapat kapal, yang hendak menyeberang ke Fenisia. Kami naik kapal itu, lalu bertolak. 3 Kemudian tampak Siprus di sebelah kiri, tetapi kami melewatinya dan menuju ke Siria. Akhirnya tibalah kami di Tirus, sebab muatan kapal harus dibongkar di kota itu. 4 Di situ kami mengunjungi murid-murid dan tinggal di situ tujuh hari lamanya. Oleh bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke Yerusalem. 5 Tetapi setelah lewat waktunya, kami berangkat meneruskan perjalanan kami. Murid-murid semua dengan isteri dan anak-anak mereka mengantar kami sampai ke luar kota; dan di tepi pantai kami berlutut dan berdoa.
(Lihat juga Kisah Para Rasul 20:36)

Setelah penjelasan yang sangat terperinci mengenai rute perjalanannya, Paulus kemudian sampai di Tirus dan bertemu dengan perwakilan dari jemaat di Yunani, Makedonia, dan propinsi-propinsi Asia. Di sana mereka tinggal selama seminggu dan menjadi tamu dari anggota-anggota gereja lokal. Orang-orang yang mendapatkan karunia nubuatan sekali lagi mengatakan kepada Paulus bahwa penganiayaan dan penderitaan menantikannya di Yerusalem, dan menasehatkannya agar tidak pergi ke sana. Akan tetapi, Paulus berpegang teguh kepada keputusannya. Dalam keberangkatannya kali ini, seluruh jemaat, bersama-sama dengan semua tamu yang ada, berlutut di pantai itu dan berdoa. Kita, juga, perlu belajar untuk melakukan hal itu lagi ketika berada di stasiun, terminal, pelabuhan dan bandara!


Pembelaan Paulus di Hadapan Raja Agripa

KISAH PARA RASUL 26:12-18
12 “Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, 13 tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. 14 Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. 15 Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu. 16 Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. 17 Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, 18 untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.`”

Yang cukup aneh, sejak dari Tirus Lukas juga tidak menyebutkan mengenai Roh Kudus di dalam tulisannya sampai kedatangan Paulus di Roma beberapa tahun selanjutnya, ketika pelayanan missi itu menjadi genap, dan tuaian sudah dipanen. Ia tetap, senantiasa, teguh di dalam oelayanan kepada Tuhan. Suatu saat dalam pembicaraan di hadapan Raja Agripa, ia dengan jelas menyebutkan mengenai karya dan anugerah Roh Kudus.

Yesus, Tuhan yang bangkit itu, mengutus Paulus kepada bangsa-bangsa, setelah Dia meyakinkan Paulus bahwa Ia akan melindunginya dari orang-orang Yahudi yang fanatik dan memeliharanya di dalam perjalanan yang berbahaya. Tugas Paulus adalah membuka mata bangsa-bangsa sehingga mereka bisa mengenali kenyataan akan Tritunggal dan memahami kesesatan mereka sendiri! Pemahaman ini akan menumbuhkan di dalam diri mereka keinginan yang kuat untuk berbalik dari kegelapan Iblis kepada terang Allah. Dengan itu, mereka akan menerima pengampunan atas dosa-dosa mereka melalui iman kepada Kristus, dan menerima semua bagian yang ditentukan bagi orang-orang kudus. Penjelasan tentang tugasnya sebagai “pembuka mata” dan penerimaan Roh Kudus sebagai bagian yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan adalah penjelasan yang penuh hikmat dari Paulus dalam berbicara kepada orang-orang bukan Kristen. Dengan cara itu mereka bisa memahami dengan lebih baik mengenai rahasia tentang Roh Kudus.


Pertemuan Paulus dengan Orang-orang Yahudi di Roma

KISAH PARA RASUL 28:23-31
23 Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore. 24 Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya. 25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: 26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. 27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.` 28 Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya.” ... 30 Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. 31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.

Barangsiapa yang membaca dengan seksama Kisah Para Rasul dari pasal 21:15 sampai pasal 28:17 dan membandingkannya dengan surat-surat yang dikirimkan oleh Paulus dari penjara akan bisa membayangkan bagaimana tokoh yang penuh dengan energi ini bergumul di dalam dirinya sendiri. Kita juga akan melihat bagaimana Roh Kristus menolong Paulus untuk menahan belenggu, sehingga Paulus sendiri menyebut dirinya orang yang dipenjarakan karena Tuhan Yesus (Efesus 3:1; 4:1; Filipi. 1:7, 17; Kolose. 4:18; 2 Timotius 1:8 dll.) Kesetiaannya di dalam doa untuk jemaat-jemaat yang baru didirikan sangat jelas terpancar di dalam surat-suratnya.

Di Roma, sebagai seorang yang dituduh mencampuradukkan ajaran agama, ia diberi hak untuk menyewa rumahnya sendiri, bahkan meski ia harus berada di bawah pengawasan yang ketat. Di sana ia juga bisa menerima tamu pribadi. Ia menjelaskan kepada orang-orang yang datang dari kalangan sinagoh Yahudi di sana tentang rahasia mengenai Yesus Kristus dari dalam kitab-kitab Musa dan para nabi, sejak pagi sampai sore hari. Tetapi ketika para pendengarnya menjadi terbagi berkaitan dengan bukti-bukti Kitab Suci yang diberikan oleh Paulus, ia mengulangi lagi berita yang sangat penting tentang kekerasan hati yang dibuat oleh Roh Kudus sebagaimana yang sudah dinyatakan kepada Yesaya sekitar 700 tahun sebelumnya. Akan sangat baik bagi kita untuk memahami bahwa Roh Kudus bukan hanya menyelamatkan dan menyucikan, tetapi juga mengeraskan hati ketika manusia memang dengan sengaja menutup dirinya terhadap kebenaran dan kuasa Injil dan tidak mau mentaati Firman Tuhan (Yohanes 20:22, 23). Toleransi lintas budaya sama sekali tidak akan menyelamatkan, dan hanya pertobatan, iman dan doa yang tekun yang bisa menolong. Pada saat yang sama, orang-orang yang tidak mengenal Tuhan dan orang-orang berdosa bisa dan memang siap untuk mendengar Firman Allah dan membuka dirinya terhadap Roh Kudus-Nya. Dengan melakukan hal itu maka mereka bisa menjadi percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan mereka. Roh Kudus di dalam Surat Yakobus

(dituliskan antara tahun 44 dan 49 Masehi)

YAKOBUS 4:4-6
4 ... Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. 5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" 6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati”
(Amsal 3:34)

Yakobus, bersama dengan Petrus, adalah salah satu soko guru dari jemaat mula-mula. Ia tetap merasa skeptis mengenai semua iman teoritis yang tidak sungguh-sungguh bisa dinyatakan di dalam kehidupan (Yakobus 2:14). Khususnya dimana da pertengkaran, kebencian dan kesombongan menjadi nyata, lalu semua doa dan iman tidak akan menghasilkan apapun (Yakobus 4:1-3). Barangsiapa yang berusaha untuk bekerjasama dengan terlalu erat baik antara orang-orang percaya dengan orang-orang yang tidak percaya, bagi Yakobus, merupakan tindakan yang sesat. Persahabatan dengan dunia adalah perseteruan dengan Allah, tulisnya. TUHAN sendiri dengan cemburu memperhatikan melalui Roh Kudus, yang diberikan-Nya berdiam di dalam kehidupan para pengikut Kristus. Ia tidak berkenan akan adanya masyarakat yang kacau balau secara budaya dan menghendaki agar semua orang Kristen secara sukarela menundukkan diri ke dalam tangan-Nya yang penuh rahmat sebagai Bapa. Namun, kesombongan maupun kecurangan, tidak akan membawa hasil dan bahkan akan dihancurkan sepenuhnya oleh kekudusan Allah.

Yakobus mati dirajam pada tahun 62 Masehi oleh orang-orang Yahudi fanatik setelah terjadinya Sidang Rasuli di Yerusalem. Jasadnya kemudian dilemparkan dari atas tembok Bait Suci untuk menjadi makanan anjing-anjing.

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on February 18, 2013, at 11:03 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)