Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Revelation -- 049 (The Lamb is Authorized With the Fullness of the Power of God)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Bulgarian -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Polish? -- Portuguese -- Russian -- Yiddish

Previous Lesson -- Next Lesson

WAHYU - Lihatlah, Aku datang segera
Pelajaran dari Kitab Wahyu
BUKU 2 - PENOBATAN YESUS KRISTUS (WAHYU 4:1 - 6:17)
BAGIAN 2.2 YESUS KRISTUS DINOBATKAN DENGAN DIBERI GULUNGAN KITAB YANG DIMETERAI (WAHYU 5:1-14)

2. Anak Domba Menerima Segala Kepenuhan Kuas Allah (Wahyu 5:7)


WAHYU 5:7
7 Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.

Dengan keagungan yang sangat sederhana Yohanes menjelaskan penobatan Yesus Kristus di surga yang terjadi pada saat itu: Datanglah Anak Domba itu dan menerima!

Kita tidak tahu kapan dan bagaimana Yesus mendekat kepada Allah yang kudus penuh kasih itu. Tidak dijelaskan apakah Dia tunduk, bersujud dan mencium kaki Bapa-Nya, seperti yang terjadi di Nigeria. Orang-orang di negara-negara Arab membayangkan bahwa Ia mungkin memeluk dan mencium kening. Semua hal itu tidak penting bagi Yohanes. Satu-satunya yang berkaitan dengan waktu dan kekekalan, yaitu bahwa Ia datang dan menerima!

Beberapa penerjemah menerjemahkan bahwa Ia datang dan mengambil! Namun kata “mengambil” bisa memiliki makna yang berbeda. Sang Anak tidak menyentuh apapun dan tidak mengambil apapun dari tangan Bapa-Nya, tetapi Ia menantikan saatnya Bapa memberikan kepada-Nya.

Sang Anak menerima missi-Nya (Yohanes 17:18; 20:21), pengurapan-Nya (Lukas 4:18-19) dan segala buah dari kehidupan-Nya (Yohanes 3:35; 17:7) dari Bapa-Nya.

Yesus memberikan kesaksian akan kebergantungan-Nya senantiasa kepada Bapa, “Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak” (Yohanes 5:19-24).

Sang Anak tidak memberitakan perkataan-Nya sendiri, tetapi yang diberikan Bapa kepada-Nya (Yohanes 14:10; 17:8). Pekerjaan-Nya tidak berasal dari diri-Nya sendiri tetapi dari Bapa yang berdiam di dalam Dia (Yohanes 5:36; 14:10; 17:4). Bapa memberikan perintah yang adalah hidup yang kekal (Yohanes 12:49-50). Allah menyatakan nama Bapa-Nya kepada Anak-Nya (Yohanes 17:11-12) dan secara terbuka menyaksikan bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang dikasihi (Yohanes 5:37; Matius 3:17 dan ayat-ayat lainnya).

Bapa juga sudah memberikan kepada-Nya segala hak penghakiman (Yohanes 5:22; Daniel 7:13-14; Kisah Para Rasul 10:42) dan memberikan kepada-Nya kemuliaan, yang adalah puncak dari semua hakekat keilahian (Yohanes 17:22).

Bapa secara khusus memberikan kepada Anak-Nya, orang-orang yang sudah dipilih-Nya dari dunia (Yohanes 17:6), sehingga tidak ada satupun dari antara mereka yang terhilang (Yohanes 6:39; 10:29). Yesus mengakui bahwa tidak seorangpun datang kepada-Nya selain yang diberikan oleh Bapa kepada-Nya (Yohanes 6:37,65; 17:7,9,24).

Yesus tetap memiliki kerendahan hati dan kelemah-lembutan (Matius 11:29). Ia tidak meninggilan diri-Nya sebagaimana yang dilakukan oleh Allah di dalam Islam yang menyebut dirinya “Yang Mahaperkasa” (Sura al-Hashr 59:23).

Yesus tetap rendah hati meskipun Ia berada di puncak tertinggi dari segala keberadaan, ketika Ia menerima dari Bapa segala kuasa di langit dan di bumi yaitu pada saat ia menerima gulungan kitab wahyu itu.

Yang luar biasa adalah bahwa teks dalam bahasa Yunani tidak menuliskan bahwa Yesus menerima “gulungan kitab” dari tangan Dia yang duduk di tahta, dan hanya menulis bahwa Dia menerima dari tangan-Nya. Gulungan kitab itu bukan bagian yang terpenting, tetapi bahwa Yesus menerimanya dan ada hubungan dengan antara Yesus dengan Dia yang duduk di tahta, itulah yang penting. Pemindahan kekuasaan itu mengesahkan kesatuan dari Tritunggal. Di surga ada penantian yang sangat kuat!

Bapa memberikan segala kuasa dan kehormatan, kehidupan dan penghakiman, masa lalu dan masa depan, kepada Anak-Nya – salah satu peristiwa yang peling penting di antara semua yang pernah atau yang akan terjadi.

Pembagian kekuasaan tidak terjadi pada saat gulungan kitab itu diserahkan, karena kepenuhan tetap saja kepenuhan bahkan setelah diserahkan. Bahkan mungkin bisa disebut sebagai penggandaan kekuasaan. Kepenuhan kehidupan, kasih, kekuasaan, dan segala hak berada di tangan Bapa dan juga Anak dan juga Roh Kudus. Kekudusan ada dalam Tiga Pribadi itu. Kemuliaan Bapa, Anak dan Roh Kudus saling menyatu, dan bukan berdampingan. Semua itu dan bahkan lebih banyak lagi, diterima oleh sang Anak dari Bapa ketika Ia dengan penuh kemenangan sampai di surga. Tujuan dari kenaikan Kristus adalah penobatan-Nya ini. Ia duduk dengan Bapa di tahta Bapa-Nya (Wahyu 3:21). Kesaksian-Nya yang disampaikan di bumi ini diteguhkan dengan penuh kemuliaan (Matius 11:27; 28:18; Yohanes 17:20-24).

Singa dari suku Yehuda itu tidak menampakkan diri sebagai “superman” tetapi sebagai anak domba yang disembelih. Anak Domba Allah saja yang layak dan bisa menerima segala kekuasaan atas alam semesta dari tangan Bapa.

Di dalam Al-Quran ada beberapa ayat yang berbicara mengenai mereka yang dekat dengan Allah. Mereka hidup di sebuah taman yang memiliki dipan yang dihias indah dan mereka berbaring di atasnya. Sejumlah besar Houris (bidadari-bidadari bermata jeli), yang senantiasa perawan dan siap untuk bercinta, yang disiapkan untuk mereka (Sura al-Waqi'a 56:10-41). Isa, Anak Maria, Gabriel, Michael, “roh-roh yang baik,” Abraham, Musa dan Harun termasuk orang-orang yang dibawa mendekat kepada Allah, menurut Al-Quran. Betapa jahatnya hujatan yang demikian!

Menurut Al-Quran Yesus dan Al-Quran tidak mungkin memiliki hakekat Ilahi. Karena di dalam Islam, merupakan suatu dosa yang tak terampunkan kalau berpikir bahwa ada pribadi ilahi lain selain Allah. Allah selalu satu pribadi. Kalau ada beberapa pribadi ilahi, bisa dan tidak terhindarkan pasti akan terjadi pemberontakan di surga dalam pandangan Islam. Allah tidak rendah hati dan penuh kasih. Sebagai pribadi yang bersifat diktator dan anti-Kristen maka ia selalu sendiri. Karena itu di dalam Islam maka penobatan Anak Domba Allah dan penyerahan kekuasaan merupakan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Islam tidak mengenal adanya ketundukan yang sukarela karena kerendahan hati dan penyangkalan diri karena kasih yang kudus dan kesatuan di dalam Roh Kudus.

DOA: Kristus yang rendah hati, kami memuji Engkau karena Engkau tidak memegahkan atau mencari kehormatan bagi diri-Mu sendiri, tetapi Engkau mempermuliakan Bapa Surgawi senantiasa, dan menggenapkan kehendak-Nya di kayu salib. Bapa-Mu menerima kerendahan hati-Mu dan menyerahkan kepada-Mu segala kuasa atas alam semesta dan penghakiman terakhir. Tolonglah kami untuk belajar kerendahan hati dari-Mu dan pimpinlah kami dengan Roh Kudus-Mu untuk taat kepada-Mu senantiasa.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimakah kuasa Allah diserahkan kepada Yesus?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 14, 2013, at 11:29 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)