Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Revelation -- 033 (One Sitting on the Throne)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Bulgarian -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Polish? -- Portuguese -- Russian -- Yiddish

Previous Lesson -- Next Lesson

WAHYU - Lihatlah, Aku datang segera
Pelajaran dari Kitab Wahyu
BUKU 2 - PENOBATAN YESUS KRISTUS (WAHYU 4:1 - 6:17)
BAGIAN 2.1 ALLAH, KUDUS DAN MAHAKUASA DI SURGA (WAHYU 4:1-11)

1. Dia yang Duduk di Tahta (Wahyu 4:1-3)


Yohanes tidak memberikan kesaksian berupa kesaksian iman yang detail, tetapi ia hanya menyebutkan saja apa yang dilihatnya dan tidak memberikan penafsiran tentang penglihatannya itu. Ia mengatakan bahwa Dia yang duduk di atas tahta itu nampak bercahaya seperti ada permata yang bersinar dari diri-Nya: Allah, tidaklah nampak seperti batu yang dingin, bahkan meski batu yang dingin itu berharga mahal sekalipun. Ia juga tidak seperti patung Budha yang tidak bernafas yang terbuat dari batu mulia yang mahal, yang ada di sebuah kuil di Bangkok dan yang di pundaknya raja yang berkuasa di negara itu harus memasangkan selendang yang mahal di musim dingin, untuk mencegah agar “allah mereka” itu tidak kedinginan. Allah kita tidak dibuat dari benda apapun. Dia adalah api, kuasa, terang, roh dan kasih (Ulangan 4:24; 9:3; Yesaya 60:1.19; Yehezkiel 1:26-27; Matius 26:64; Yohanes 4:24; 1 Yohanes 4:16 Ibrani 12:29; Wahyu 21:23; 22:5).

Yohanes melihat Dia yang Kudus di dalam pancaran cahaya dari permata yaspis dan permata sardis. Yaspis, sebagaimana yang kita ketahui di jaman sekarang ini, adalah sebuah kristal kwarsa (yang tidak transparen) dengan semburat cahaya antara putih kemerahan sampai hijau kecoklatan. Di dalam Wahyu 21:11 terang dari Yerusalem Baru yang turun dari langit itu adalah serupa dengan warna “permata yang paling indah, bagaikan yaspis,” yang memancarkan sinar seperti sebuah kristal. Ada kemungkinan bahwa di masa Yohanes permata yaspis itu bersinar, tembus cahaya, tak bercacat, dan kristal yang jernih, yang bersinar dan berpendar di bawah sinar matahari.

Yang diibaratkan dengan permata yaspis oleh sang pelihat ini adalah kekudusan Allah, yang adalah kuasa yang menghakimi di dalam sejarah dunia dan standar yang tidak bisa dielakkan dari alam semesta ini. Segala sesuatu yang tidak kudus adalah dosa. Kemuliaan yang tak berdosa dari Allah yang kekal adalah dasar dari kebenaran-Nya yang menjadi sasaran kita.

Namun, Allah bukan hanya kudus, tetapi Ia juga penuh kasih! Permata sardis, yang juga disebut permata carnelian, berwarna merah menyala. Warnanya merah darah, kalau ada cahaya yang menimpanya. Warna yang menyala ini adalah untuk mengingatkan kita bahwa Allah mengasihi dunia yang sudah jatuh ini dan menyiapkan korban yang terbaik untuknya. Di dalam warna dari permata carnelian ini tersembunyi petunjuk dari korban penebusan yang diberikan bagi kita dan penderitaan dari sang Bapa pada saat Anak-Nya harus mati sebagai martir di atas kayu salib itu.

Kemuliaan yang jernih bagaikan kristal digabungkan dengan kasih kudus yang menyala berwarna merah seperti darah – itulah penampakkan dari Bapa kita yang ada di surga. Yohanes tidak memberikan penafsiran untuk penglihatan ini. Namun, warna yang memancar dengan jelas menunjukkan apa artinya, dan Injil meneguhkan berita ini.

Yohanes melihat di sekeliling tahta itu ada pancaran warna yang berpendar seperti warna pelangi dalam lingkaran penuh, hanya bedanya pelangi yang ada di surga ini tidak memancarkan semua sinar pelangi dan hanya memancarkan warna hijau cerah. Apakah warna ini menandakan jangkauan energi, kekuatan dan kuasa yang mirip dengan tonjolan-tonjolan yang ada di lingkaran yang mengelilingi matahari? Akar kata “El” di dalam kata Ibrani Elohim memang berarti kekuatan dan kuasa!

Pelangi yang melingkupi tahta Allah mungkin juga akan mengingatkan kita akan kasih karunia yang ditunjukkan-Nya pada masa penghakiman sebagaimana ketika Ia memberikan jaminan kepada Nuh dan keturunannya dengan tanda perjanjian berupa pelangi itu.

Kristal yang tembus pandang dengan warna dasar putih bersih dan warna merah darah serta lingkaran berwarna hijau cerah itu menyatakan kepada kita tentang siapa yang sedang duduk di atas tahta itu: Dia yang Kudus itu penuh kasih. Dia adalah kuasa yang memiliki segala sesuatu.

DOA: Bapa Surgawi, kami memuliakan Engkau karena alam semesta ini da di dalam tangan-Mu dan memberikan hak kepada kami untuk mengangkat wajah kami untuk memandang-Mu dan mengatakan dengan penuh rasa kagum, “Terima kasih, Bapa, karena kasih-Mu dan karena Engkau sudah memperbaharui kami di dalam penebusan Kristus, dan sudah mencurahkan Roh Kudus di dalam diri kami. Tolonglah kami untuk memuliakan-Mu melalui perkataan dan perbuatan kami sampai selamanya.

PERTANYAAN:

  1. Dengan warna apakah Allah yang Kudus itu menyatakan diri-Nya kepada sang pelihat itu? Apa makna warna-warna itu?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 14, 2013, at 11:23 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)