Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Revelation -- 020 (Jesus Christ’s Message to the Church Leader in Philadelphia)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Bulgarian -- English -- French? -- German -- INDONESIAN -- Polish? -- Portuguese -- Russian -- Yiddish

Previous Lesson -- Next Lesson

WAHYU - Lihatlah, Aku datang segera
Pelajaran dari Kitab Wahyu
BUKU 1 - LIHATLAH, AKU DATANG SEGERA! (WAHYU 1:1 - 3:22)
BAGIAN 1.2 PENGLIHATAN YANG PERTAMA DAN AKIBATNYA UNTUK DUNIA INI: KEDATANGAN ANAK MANUSIA UNTUK MENGUDUSKAN JEMAAT-NYA (WAHYU 1:9 - 3:22)
BAGIAN 1.2.2 SURAT DARI YESUS KRISTUS KEPADA KETUJUH JEMAAT DI ASIA KECIL (WAHYU 2:1 - 3:21)

6. Surat Yesus Kristus kepada Pemimpin Jemaat di Filadelfia (Wahyu 3:7-13)


WAHYU 3:7-13
7 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. 8 Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku. 9 Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau. 10 Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi. 11 Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu. 12 Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.”

Tuliskanlah Kepada Malaikat Jemaat Di Filadelfia: Setelah begitu banyak kegagalan, penderitaan dan kematian rohani, sekarang Yesus berkenan mengalihkan perhatian kepada sebuah jemaat kecil dimana Yesus tidak mengatakan apapun yang bersifat teguran atau panggilan kepada pertobatan. Filadelfia adalah nama kota yang terletak di perbatasan antara Mysia dan Lydia. Nama itu dalam bahasa Yunani berarti “kasih persaudaraan,” yang berbeda dengan kasih eros ataupun kasih agape, tetapi belas kasih, saling menghargai dan kebaikan.

Sinagog di kota ini sangat marah dan terganggu sekali oleh gereja Kristen yang ada, yang beranggotakan orang-orang Yahudi dan juga orang-orang asing, karena sinagog itu merasa bahwa dirinyalah kelanjutan dari sejarah keselamatan Perjanjian Lama. Di tengah-tengah serangan yang semakin meningkat, Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kepada pemimpin jemaat dan anggotanya dengan kata-kata yang memberikan perlindungan dan penghiburan:

Yang Kudus, Yang Benar, Yang Memegang Kunci Daud; Apabila Ia Membuka, Tidak Ada Yang Dapat Menutup; Apabila Ia Menutup, Tidak Ada Yang Dapat Membuka: Yesus memperkenalkan dirinya sebagai “Yang Kudus,” dan “Yang Benar,” dan menyaksikan bahwa Dia adalah yang disembah oleh para serafim di dalam Yesaya 6:3 yang mengatakan, “Kudus, kudus, kudus Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Yesus adalah Yang tidak berdosa, tak pernah berdusta, dan Yang Mahamulia yang mengenal kebenaran Allah dan menggenapinya. Inti dari kekudusan kemuliaan-Nya adalah di dalam kasih Ilahi. Inilah sebabnya Ia menyimpulkan sietem dunia baru milik-Nya dalam satu perintah, saling mengasihi, sebagaimana Ia sudah mengasihi kita (Yohanes 13:34). Yang kemudian muncul dari prinsip ini adalah suatu kehidupan yang disebut sebagai Filadelfia—kasih persaudaraan!

Bagi orang-orang percaya berlatar belakang Yunani, Yesus menyebut dirinya, “Yang Benar,” bukan dalam pemahaman Platonis mengenai kebenaran, melainkan dalam pemahaman Allah berinkarnasi dan kebenaran yang menjadi manusia, kebenaran dari Allah yang kekal dan wahyu-Nya yang tidak pernah salah. Di dalam Dia tidak ada dusta dan kebohongan, berbeda dengan sang pendusta yang terhebat (Sura Al 'Imran 3:54). Dengan demikian, Yesus menjadi ukuran bagi alam semesta. Dengan Wahyu yang dinyatakan-Nya, Ia meyakinkan dan meneguhkan pemimpin jemaat bahwa dirinya, di tengah-tengah tuduhan yang sangat keras dari para ahli agama Yahudi, sedang berjalan di jalan iman dan kesaksian yang benar.

Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Yang Memegang Kunci Daud. Pernyataan ini ditemukan di dalam Yesaya 22:20-22. Di sana dijelaskan bahwa Elyakim, anak dari Hilkia, dipercaya untuk memegang kunci atas seluruh istana dan secara khusus tempat-tempat penyimpanan di Yerusalem. Tidak ada yang bisa membuka pintu tanpa dia, bahkan dalam masa-masa sulit sekalipun, dan kalau ia menutup pintu maka tidak ada seorangpun yang bisa membukanya. Ia dipanggil sebagai bapa oleh semua penduduk Yerusalem dan Yudea.

Yesus meluaskan pernyataan ini, dan menyaksikan bahwa Ia memiliki kunci atas Maut dan Kerajaan Maut (Wahyu 1:18). Ketika hidup di dunia ini, Yesus memberikan kepada Petrus kunci kerajaan surga (Matius 16:19). Selanjutnya, dua kaki Dia memberikan kuasa yang sama kepada seluruh rasul selama mereka tetap teguh berpegang dan berada di bawah pimpinan Roh Kudus (Matius 18:18; Yohanes 20:22-23).

Seharusnya sudah jelas bagi orang-orang Kristen yang dahulu berlatar belakang Yahudi yang ada di jemaat Filadelfia, melalui kesaksian Kristus sendiri, bahwa Daud, melalui nyanyiannya di dalam Roh Kudus, sedang membuka pintu lebar-lebar bagi orang-orang percaya di segala jaman untuk menyembah Allah, bertobat dan mengaku dosa, menyerukan permohonan belas kasihan, dan mendapatkan pemahaman tentang Anak Dauh, yang, pada saat yang sama, adalah Anak Allah (2 Samuel 7:12-14; Mazmur 2:7-12; 110:1 dll.) Pertobatan dari semua orang Yahudi kepada Yesus, Anak Daud yang sebenarnya, dengan demikian menjadi satu-satunya langkah yang tepat.

Pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa kalau Dia membuka, tidak seorangpun bisa menutup dan kalau Dia menutup, tidak seorangpun bisa membukanya, terbukti menjadi kuasa yang sangat dahsyat di dalam sejarah gereja dan missi. Kunci Kristus, firman-Nya, jauh lebih besar dibandingkan dengan semua kuasa dan halangan si jahat. Kunci itu membuka masa anugerah kepada semua orang yang mendengar, percaya dan mentaatinya. Keberlanjutan kuasa mujizat yang tidak terbatas dijanjikan kepada semua bangsa dan setiap suku dimanapun dan kapanpun firman Yesus membuka hati. Seperti efek domino, arah keselamatan itu berlanjut terus.

Perkataan tentang menutup, pada saat yang sama, memiliki makna yang sangat menghibur dan sekaligus juga mengerikan. Yesus bisa menutup pintu bagi si jahat, ujian dan cobaan sehingga gereja bisa berkembang dan bertumbuh. Tetapi dimana ada orang yang dengan sengaja membuang kunci Yesus, mematahkannya atau merendahkannya, pintu anugerah secara pelahan akan tertutup. Saat itulah berkembang kebencian dan penolakan yang keras melawan Dia yang sudah Tersalib. Orang-orang Israel terus ada di dalam penderitaan karena kutuk dari nenek moyang mereka sendiri atas diri mereka (Matius 27:25; Kisah Para Rasul 5:28). Orang-orang Muslim secara bersama-sama mengikatkan diri kepada roh antikristen dari Muhammad. Bangsa Rusia menderita selama 70 tahun di dalam penjara Komunism, dan China masih menjadi benteng Iblis. Orang-orang Kristen di India hanya berjumlah 3% dari jumlah penduduk. Di Eropa dan Amerika sinkretisme humanistik sedang berkembang.

Tetapi syukur kepada Allah, masa anugerah itu belum berakhir. Kunci Kristus masih tampak jelas berputar di dalam hati orang-orang Yahudi, Muslim, Hindu, Komunis, dan humanis. Tempat-tempat yang tadinya tertutup mulai terbuka. Mari kita meminta agar Yesus tidak menutup pintu di wilahay-wilayah yang sekarang terbuka lebar.

Aku tahu segala pekerjaanmu: Yesus bersaksi kepada pemimpin jemaat di Filadelfia bahwa Ia mengetahui secara menyeluruh. Ia tahu arah kehidupannya, dan Ia tahu pekerjaannya. Tuhan tidak menjelaskan mengenai masa lalu, rencana, kelemahan atau kegagalannya. Namun, Tuhan berbicara mengenai buah kehidupan.

Pembaca yang kekasih, apa yang akan tetap tinggal dari kehidupan anda? Apa yang mungkin akan dilakukan Yesus melalui diri anda? Apa yang akan tetap bertahan sampai selamanya?

Yesus menjelaskan lebih lanjut kepada pemimpin jemaat bahwa pekerjaan dan keberhasilannya, sebenarnya, bukanlah karena perbuatannya, tetapi perbuatan Yesus Kristus. Pelayan jemaat di Filadelfia tidak lebih baik dari orang-orang lainnya. Akan tetapi, ia tidak termasuk orang yang menghalangi Tuhan bekerja di dalam dan melalui kehidupannya.

Inilah sebabnya Yesus berkata kepadanya, “Bukalah matamu! Lihatlah! Pandanglah!” Kita membaca perintah itu disebutkan tiga kali dalam bagian ini, dan semuanya berhubungan dengan mujizat khusus yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Kita perlu meminta obat tetes untuk mata kita agar kita bisa melihat dan memahami karya anugerah Kristus dan karya kasih karunia-Nya, dan tidak terbawa untuk menganggapnya sebagai pekerjaan kita atau perbuatan orang lain.

Setelah mata sang pemimpin jemaat, secara figuratif, dibuka lebar untuk melihat apa yang sudah dinyatakan, Yesus berkata, Akulah.” Yesus berbicara tujuh kali memakai kata ganti “Aku” sebagai kata ganti orang pertama yang bertindak, menyelamatkan, melindungi dan berkemenangan. Yesus juga mengatakan, “Lihatlah kepada-Ku, akulah jalan keluar bagi masalahmu. Akulah kuasa untuk keberhasilanmu. Akulah pengharapan untuk masa depanmu.” Bukalah mata anda agar bisa melihat Yesus, sehingga anda bisa menerima kuasa yang besar bagi diri anda dan bagi jemaat anda.

Yesus menegaskan kepada hamba-Nya di Filadelfia, Jesus confirmed to his servant in Filadelfia: Lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun: Yesus menegaskan kepada hamba-Nya itu bahwa pekerjaannya, semua tanggungjawabnya, tetaplah merupakan kasih karunia Yesus. Orang ini sudah diberi kesempatan, yang sudah dengan cepat ditangkapnya dan dipegang erat. Yesus sudah menjadi Pribadi yang mendorongnya masuk ke pintu yang terbuka, sehingga ia tidak harus berdiri di dalam keraguan. Pemimpin jemaat itu taat dan tidak ragu-ragu. Ia bertumbuh di dalam iman dan pengenalan-Nya akan jejak kaki Kristus, yang berjalan di depannya. Ia mengikuti Yesus, yang membuat Tuhannya itu sangat bersukacita, dan juga yang melebarkan kerajaan Allah.

Dengan ditemukannya jalan laut ke India pada tahun 1497, dan penyeberangan melewati Samudera Atlantik ke Benua Amerika, Yesus membuka bukan hanya satu, tetapi banyak pintu. Banyak missionaris yang membiarkan kegerakan Roh Kudus menyalakan api semangat di dalam diri mereka, yang hanya menginginkan satu hal saja, “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran” (1 Timotius 2:4). Yesus membuka pintu lima benua dengan Injil-Nya. Tidak ada intelijen, program partai, badan pemerintah atau badan intelijen yang bisa menghentikan atau menghambat pemberitaan melalui radio atau internet dari para missionaris atau kesaksian para saksi yang merupakan penduduk asli setempat yang beragama Kristen. Sekarang ini firman itu bahkan mencapai juga anak-anak Abraham. Beberapa orang Yahudi dan banyak orang Muslim datang kepada Yesus. Di negara-negara Komunis, yang sudah terbukti kosong dan hampa, ribuan orang bertanya tentang Allah dan Roh-Nya. Siapa yang melihat pintu yang terbuka di jaman ini? Siapa yang mau memasukinya tanpa keraguan?

Aku Tahu Bahwa Kekuatanmu Tidak Seberapa, Namun Engkau Menuruti Firman-Ku Dan Engkau Tidak Menyangkal Nama-Ku: Kita tidak tahu apakah pernyataan “kekuatanmu tidak seberapa” ini berkaitan dengan otot, gelar, kecakapan, suara atau nama baik. Pemimpin jemaat mungkin memiliki sedikit karunia roh, sehingga hanya sedikit juga yang mengikuti dia. Mungkin ia juga tidak memiliki hubungan dengan orang penting, sehingga akibatnya, tidak terlalu berpengaruh di dalam masyarakat.

Selain dari Yesus ia tidak memiliki apa-apa, namun ia mengdengar perkataan Yesus dan hidup dari firman-Nya. Akan tetapi, Firman Allah memang adalah dinamit rohani, sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus, “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya” (Roma 1:16). Injil mengandung kuasa Kristus; kuasa penciptaan-Nya, kuasa kasih penyembuhan-Nya, kuasa-Nya untuk mengampuni dosa, firman-Nya yang membawa penghiburan dari Allah dan kuasa pembaharuan-Nya. Barangsiapa percaya kepada firman Tuhan dan mentaatinya sudah menerima di dalam dirinya kehidupan dari Allah Bapa dan Anak-Nya.

Yesus bersaksi kepada hamba-Nya bahwa hamba-Nya itu bukan hanya membaca firman-Nya, merenungkannya, dan membagikannya kepada orang-orang lain, tetapi ia juga melakukannya. Ia menyimpan firman itu di dalam hatinya. Firman itu bukan hanya sekedar menjadi pemikiran theologis di dalam dirinya, tetapi menjadi kekuatan pendorong dan hikmat di dalam kehidupannya. Menghafalkan Kitab Suci sangat baik, tetapi bertindak atas dasar Firman itu jauh lebih baik. Mendengar dan melakukan itulah yang akan melipatgandakan berkat dari Yesus. Kita perlu mengambil waktu untuk memikirkan perkataan Kristus, menuliskannya, dan membiarkan perkataan itu menggerakkan hidup kita, dan menyampaikannya kepada orang-orang lain, sehingga kekayaan Yesus Kristus bisa melimpah keluar dari gereja kita. Menggubah ayat-ayat Alkitab menjadi musik dan lagu juga berarti menyebarkan firman Tuhan.

Yesus memberikan kesaksian kepada penjaga jemaat yang tulus di dalam gereja itu bahwa ia memang berpegang kepada nama-Nya, mempertahankannya dan tidak menyangkalinya. Nama Yesus muncul 975 kali di dalam Alkitab bahasa Yunani. Gelarnya, “Kristus,” dituliskan 599 kali, dan kedaulatan-Nya, “Tuhan,” disebutkan 260 kali.

Orang-orang Yahudi Ortodoks di Filadelfia mungkin melawan kesaksian para saksi Kristus, yang mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Mesias. Kesaksian ini terdengar di telinga mereka sebagai penghujatan dan dianggap sebagai serangan terhadap sejarah panjang bangsa mereka, agama mereka, dan kehormatan mereka. Namun sang pemimpin jemaat bersandar kepada kepada kesaksian para saksi mata, dan menyaksikan tentang perkataan Yesus, kasih-Nya dan kekudusan serta kebesaran-Nya. Ia mengasihi Yesus dan percaya kepada kebangkitan-Nya, kepada kenaikan-Nya ke surga dan kepada jabatan-Nya sebagai Imam Besar bagi para pengikut-Nya di hadapan tahta Allah. Pemimpin jemaat itu juga mengalami pengampunan dosa dan hidup di dalam kuasa Roh Kudus. Ia tidak hanya mengalami Yesus karena kata orang saja, tetapi hidup dengan Dia dan memuji Dia. Demi nama Yesus ia bahkan mendapatkan serangan, kebencian, penyangkalan, pengasingan dan pembuangan. Ia menahan semuanya itu karena ia mengasihi Yesus.

Inilah pertanyaan yang sangat mendasar mengenai kesaksian dan hati nurani kita: Berapa besarnya kasih kita kepada Yesus? Berapa kali kita membaca surat cinta-Nya kepada semua manusia, merenungkannya dan membagikannya kepada orang-orang lain? Bagaimana kita mentaati Firman-Nya yang kudus dan mempertahankan nama-Nya? Barangsiapa yang melupakan, menolak atau menyangkali Yesus sedang menjatuhkan kutuk ke atas dirinya sendiri. Yesus adalah kehidupan, damai sejahtera dan kekuatan kita. Tanpa Dia kita tidak bisa melakukan apa-apa.

DOA: Tuhan Yesus, kami bersukacita di dalam Engkau karena Engkau berkenan kepada salah satu dari tujuh pelayan-Mu, ketika Engkau membukakan pintu pelayanan di hadapannya dan ia mau memasukinya meskipun kekuatannya tidak seberapa. Ia bertumbuh di dalamnya, mentaati Firman-Mu, dan menerima kuasa surgawi dari dalamnya, mengakui nama-Mu dan gelar-Mu secara terbuka dan bahkan menyentun musuh-musuh-Mu dengan kuasa itu. Tolonglah kami untuk melayani Engkau dengan tulus dan mengakui kuasa kasih-Mu. Dengan itu, tak seorangpun bisa menutup pintu yang sudah terbuka di depan kami.

PERTANYAAN:

  1. Apakah alasan dari keberhasilan gembala jemaat di Filadelfia?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 14, 2013, at 10:54 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)