Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Acts - 076 (Paul’s Separation From Barnabas)
This page in: -- Albanian -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Greek -- Hausa -- Igbo -- INDONESIAN -- Portuguese -- Russian -- Serbian -- Somali -- Spanish -- Tamil -- Telugu -- Turkish -- Urdu? -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

KISAH PARA RASUL - Mengiringi Pawai Kemenangan Kristus
Pendalaman Alkitab Kisah Para Rasul
BAGIAN 2 - TULISAN TENTANG PEWARTAAN DI ANTARA ORANG-ORANG BUKAN YAHUDI DAN PENDIRIAN GEREJA DARI ANTIOKHIA HINGGA KE ROMA - Melalui Pelayanan Paulus sang Rasul, Dengan Peneguhan dari Roh Kudus (Kisah Para Rasul 13 - 28)
C - Perjalanan Missi yang kedua (Kisah Para Rasul 15:36 - 18:22)

1. Perpisahan Paulus dengan Barnabas (Kisah Para Rasul 15:36-41)


KISAH PARA RASUL 15:36-41
36 Tetapi beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas: "Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka." 37 Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; 38 tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka. 39 Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. 40 Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan 41 berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ.

Dimana ada panggilan Allah, kuasa-Nya dinyatakan di dalam diri para rasul-Nya. Dimana ada seorang pelayan tidak dipanggil oleh Allah, maka pelayanannya akan tetap mati dan jabatannya juga tidak memiliki kehidupan, dan hanya ada ketidakberdayaan dan kerusakan. Paulus tidak bisa terus tidur tenang di gereja Antiokhia yang sedang berkembang. Ia melihat bagaimana anak-anak rohani di Anatolia, yang atasnya Roh Kudus memberikan kelahiran kembali melalui khotbah Paulus, hidup dalam keadaan sebagai bayi rohani dalam lingkungan yang tidak bersahabat. Paulus, karena itu, memanggil saudara-saudara seiman di berbagai gereja yang ada di Syria dan Asia Kecil untuk mengairi “oasis surgawi” di padang gurun dunia itu.

Paulus tidak mengatakan, “Aku akan kembali”, tetapi “Baiklah kita kembali,” karena ia tahu bahwa Roh Kudus sudah memilih dia dan Barnabas untuk pelayanan bersama, dan bahwa Ia sudah memberkati pelayanan bersama itu dengan kuasa, otoritas dan buah-buah yang luar biasa. Barnabas, yang lebih tua dari keduanya, sekali lagi menyiapkan diri untuk menyertai Paulus dalam perjalanan missi kedua yang sangat berat, dengan perjalanan yang panjang, banyak bahaya, masalah, dan penganiayaan. Tidak disebutkan adanya pernyataan dari Roh Kudus mengenai mengutus para rasul itu ke dalam perjalanan missi ini. Hal itu merupakan saran dari Paulus sendiri, yang dengan hancur hati merindukan saudara-saudara yang ada di gereja-gereja itu, dan ingin bertemu mereka sekali lagi.

Ada kemungkinan bahwa Barnabas, seperti sebelumnya, memiliki keinginan untuk terlebih dahulu pergi ke Siprus, tanah asalnya, dimana kita membaca bahwa belum ada gereja yang didirikan di sana. Namun, Paulus, yang tidak ingin menunggu keadaan menjadi dingin dahulu, justru mau langsung pergi ke ladang yang subur itu. Kejadian yang cukup menyakitkan itu, yang disebutkan di dalam Galatia 2:18, mungkin terjadi beberapa hari sebelumnya, ketika Barnabas dan Petrus sudah berpura-pura melawan hati nurani mereka sendiri, dalam upaya untuk menyenangkan orang-orang Kristen Yahudi, menghindar dari makan bersama orang-orang Kristen bukan Yahudi. Ini sudah menciptakan adanya pemisah di antara dua kelompok itu. Para rasul itu sudah mengabaikan kemerdekaan Injil dan memilih taat kepada hukum, karena takut terhadap apa yang dikatakan oleh kaum legalis fanatik yang ada di Yerusalem.

Akhirnya, ketika Barnabas mau mengajak kembali Yohanes Markus, keponakannya, dan melatihnya untuk pelayanan dalam perjalanan missi yang kedua itu, Paulus seperti meledak. Perselisihan yang tidak menyenangkan terjadi di antara kedua saudara yang sangat berpengalaman itu. Sang rasul kepada orang-orang bukan Yahudi itu melihat bahwa Markus yang muda itu seorang yang pengecut dan lemah, yang bisa membahayakan pelayanan dan menjauhkan berkat. Paulus melawan ide sedemikian sampai ia tidak mau mendengarkan perkataan Barnabas, sang pengantara kebapakan itu. Barnabas tidak memiliki pilihan lain kecuali mengambil keponakannya dan kemudian berlayar dengannya ke Siprus. Dalam kejadian ini Barnabas terbukti, sekali lagi, menjadi rantai penghubung yang sangat diberkati yang menghubungkan antara hamba Kerajaan Allah yang sangat berharga dengan gereja. Beberapa tahun sebelumnya ia sudah membawa Saulus, seorang petobat baru, ke dalam lingkaran para rasul yang masih takut kepada Saulus. Tuhan memberkati kebersamaan Markus dengan Barnabas, dan Markus kemudian menjadi penginjil yang terkenal. Kita tidak membaca lagi mengenai Markus dalam Kisah Para Rasul setelah peristiwa itu. Akan tetapi, Paulus menulis di dalam suratnya bahwa ia sudah menerima Markus yang bijaksana itu ke dalam kelompok pelayanannya. Ini kemungkinan besar terjadi setelah Barnabas meninggal. Jadi, Markus menjadi rekan sekerja Paulus, dan nantinya juga menjadi rekan sekerja Petrus. Dan Markus yang kemudian menulis Injil yang ketiga, yang dinamai menurut namanya sebagai penulis.

Segera setelah perselisihan itu kedua kelompok misionaris itu berangkat. Kedua kelompok itu sama-sama benar, dan melalui mereka kasih Allah dinyatakan di dalam pengampunan dan berkat yang lebih besar. Paulus memilih Silas, seorang petobat Yahudi dari Yerusalem, sebagai rekannya. Sidang rasuli sudah memilih Silas untuk menjadi saksi dari kebenaran pandangan Paulus, mengutusnya ke Antiokhia bersama dengan Paulus untuk meneguhkan para petobat berlatar belakang bukan Yahudi, yang selama ini tidak memahami hukum Taurat. Silas juga memiliki kewarganegaraan Romawi, yang sangat menolong dia dalam perjalanannya di wilayah Mediterania. Ia menjadi rekan Paulus dalam menuliskan surat kepada jemaat di Tesalonika, dan belajar, bersama dengan Paulus, bagaimana menanggung derita pemenjaraan. Kemudian kita membaca bahwa Silas, mungkin pada saat Paulus dipenjarakan, menyertai Petrus dalam perjalanannya mengunjungi gereja-gereja yang mengalami kesusahan (1 Petrus 5:12). Di sana juga bisa kita baca bahwa Markus menemui mereka untuk bergabung dengan mereka. Kejadian-kejadian itu menolong kita untuk memahami gerakan dan karya Roh Kudus yang penuh misteri dalam menuntun dan mengembangkan gereja di dunia ini.

Saudara-saudara di Antiokhia merasa susah karena perselisihan antara Barnabas dan Paulus. Mereka senantiasa berdoa, merasakan kebenaran di pihak Paulus, tetapi juga merasakan kasih kebapakan di pihak Barnabas. Mereka meminta kepada Kristus yang hidup untuk memberikan kepada mereka pengampunan, kemampuan, dan kekuatan untuk pelayanan, agar berkat Tuhan bisa dinyatakan di dalam kedua pihak itu. Kita tidak membaca mengenai penumpangan tangan dari para penatua untuk perjalanan ini. Mereka mengadakan perjalanan ini secara spontan, percaya kepada kuasa Tuhan untuk melengkapi kebutuhan dalam perjalanan mereka.

Ketika Paulus memulai perjalanan missi keduanya yang panjang ini, ia tidak tahu tujuan maupun kapan berakhirnya. Ia tidak membuat perencanaan mengenai hal itu, dan hanya menanggapi kerinduannya untuk mengunjungi gereja-gereja di wilayah Syria bagian utara dan wilayah Tarsus, dimana beberapa gereja sudah didirikan sebelumnya dalam pelayanannya. Kita tidak tahu dimana pusat atau nama-nama gereja itu, tetapi bersukacita akan kenyataan bahwa Tuhan sudah mendirikan kaki dian Injil-Nya di kota-kota yang ada di antara Antiokhia dan Asia Kecil, di tengah-tengah kegelapan rohani yang ada.

DOA: Oh Tuhan, kami bersyukur kepada-Mu atas pengampunan-Mu kepada saudara-saudara yang berselisih paham atas kesalahan mereka, dan menguduskan mereka ke dalam pelayanan yang baru. Penuhilah kami dengan tekad untuk memberitakan firman, dan kuatkanlah kami sampai akhirnya agar kami tidak hanya bersantai di dalam gereja kami sendiri, tetapi terus memberitakan Injil keselamatan-Mu ke seluruh dunia.

PERTANYAAN:

  1. Apakah prinsip-prinsip dari rancangan dan alasan perjalanan missi Paulus yang kedua?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on September 27, 2012, at 10:43 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)