Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Lukas -- 126 (Yesus Ditangkap)

This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia
Pelajaran-pelajaran dari Injil Kristus Menurut Lukas

BAGIAN 6 - Catatan Mengenai Penderitaan, Kematian dan Kebangkitan Kristus (Lukas 22 - 24)

7. Yesus Ditangkap (Lukas 22:47-53)


LUKAS 22:47-53
47 Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedang murid-Nya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya. 48 Maka kata Yesus kepadanya: "Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?" 49 Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: "Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?" 50 Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. 51 Tetapi Yesus berkata: "Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya. 52 Maka Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah serta tua-tua yang datang untuk menangkap Dia, kata-Nya: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung? 53 Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu..”

Ketika Yesus sedang berdoa di tengah malam itu, bergumul dengan Allah untuk penebusan dunia, sementara para murid-Nya tertidur, Yudas dan para pelayan imam besar datang dengan diam-diam ke tempat dimana Yesus berada, dan kemudian tiba-tiba menyergap Yesus, dengan Yudas sebagai yang terdepan di antara mereka. Mengetahui bahwa Yesus tidak akan melawan penguasa, Yudas memeluk Yesus dan menciumnya sebagaimana seorang saudara dan sahabat.

Yesus tidak mengusir sang pengkhianat itu, atau menyerangnya, tetapi menatap matanya, dan memanggil namanya. Ia menegur hati nurani Yudas untuk terakhir kalinya untuk menyelamatkan dia, dan membongkar kedalaman kejahatannya, karena sang pengkhianat itu sudah menyembunyikan kebenciannya di dalam ciuman kasih, dan menutupi pengkhianatannya dengan persahabatan dan persaudaraan. Jadi kejahatan kemunafikanya sudah sampai pada puncaknya. Si jahat yang berdiam di dalam diri sang pengkhianat itu berpura-pura menunjukkan diri sebagai saudara yang mengasihi. Yudas tidak percaya kepada keilahian Yesus, dan hanya melihat kemanusiaan-Nya saja. Kalau Tuhan menyatakan diri di dalam kemuliaan-Nya, apakah mungkin Yudas bisa mencium-Nya seperti saat itu? Iblis menggerakkan dan membutakan pria yang malang itu. Si jahat itu dikenal dengan ciuman palsu dan kata-kata yang seolah-olah lembut, tetapi sebenarnya penuh dengan pengkhianatan. Manusia cenderung mengikuti contoh itu. Yesus menusuk kejahatan, pengkhianatan, dan kemunafikan hati kita dengan pertanyaan yang diajukan-Nya kepada Yesus.

Para murid lain yang masih belum sepenuhnya bangun dari tidur mereka, mulai memahami bahwa masa-masa yang sangat kritis sudah tiba. Mereka bukan kelompok pengecut, dan sangat bertekad untuk membebaskan Kristus. Petrus tidak menunggu perintah atau perkataan Kristus dan langsung mengayunkan pedangnya, menyerang prajurit pertama yang berusaha menangkap Yesus, karena ia berpikir bahwa tidak mungkin ada orang yang bisa menangkap Yesus dan memenjarakan Dia. Prajurit itu melihat kilatan pedang yang diarahkan ke kepalanya, dan dengan segera mengelak. Tetapi pedang yang tajam itu mengenai telinganya, memutuskan telinganya itu, dan darahnya bercucuran.

Saat itu juga Yesus berseru dengan suara nyaring, “Berhenti! Sarungkan pedangmu, karena semua yang mengangkat pedang akan binasa oleh pedang. Sekarang, kehendak Bapa yang atasnya Aku tunduk di dalam doa-Ku ketika kamu tertidur, sedang digenapi.” Yesus berdoa untuk melakukan kehendak Allah, dan tidak melawannya, tetapi para murid tidak siap untuk melawan cobaan dan dosa, sehingga mereka melawan dan berperang. Mereka tidak tahu bahwa dunia ini ditebus bukan melalui kekerasan dan pembunuhan, tetapi melalui pengorbanan dan penderitaan yang mematikan.

Yesus menjamah telinga prajurit itu, dan seketika itu juga telinga itu sembuh dan pulih sebagaimana semula. Telinga itu tidak lagi berdarah, dan rasa sakit itupun hilang. Terlebih lagi, prajurit yang sudah disembuhkan itu mendengar perkataan Juruselamat dan Penyembuhnya. Mungkinkah para prajurit itu kemudian mengenali mujizat terakhir yang dilakukan Yesus: bahwa Yesus mengasihi musuh-musuh-Nya sampai kepada akhirnya. Tuhan sendiri menyembuhkan orang yang menangkap-Nya. Sekarang, apakah anda memahami siapa Yesus itu, dan seberapa dalam kasih-Nya?

Ketika para murid melihat bahwa Sang Mahakuasa itu mengijinkan para prajurit untuk membelenggu dan menangkap-Nya, mereka sangat terkejut, dan melarikan diri. Kemudian banyak obor dinyalakan. Para imam kepala, para perwira pasukan, dan para tua-tua; semua yang tadinya bersembunyi sampai para prajurit itu berhasil menangkap Yesus, kemudian datang dengan penuh kesombongan bagaikan kelompok pemenang, dan bersikap bagaikan hakim.

Yesus berbicara kepada mereka seolah-olah Ia bertanya kepada mereka, “Mengapa kamu mendatangi aku dengan membawa tombak, pedang dan pentungan? Apakah kamu takut kepada-Ku, atau apakah Aku kelihatan seperti seorang perampok? Tidakkah kamu melihat kelemah-lembutan dan kasih-Ku? Setiap hari Aku berdiri di depanmu mengajar di pelataran Bait Allah, dan tidak pernah berusaha menyembunyikan diri-Ku meski Aku tahu apa yang kamu rencanakan. Mengapa kamu tidak menangkap Aku di sana? Kamu kelompok pengecut. Kamu melakukannya di malam hari untuk menyembunyikan kejahatanmu. Kamu tidak bisa menangkap Aku karena saat-Ku belum tiba. Tetapi sekarang, sebenarnya bukan kamu yang berhasil menangkap Aku, melainkan Allah yang sudah menyerahkan Aku ke tanganmu, dan Aku menerima rancangan kehendak-Nya. Sekarang kejahatanmu sudah melimpah. Saat ini adalah pernyataan dari kejahatanmu sendiri, dan bukti bahwa saatnya sudah tiba bahwa kamu menerima penghakiman. Kamu bukan pelaksana, tetapi kamu hanya sekedar alat di tangan bapamu yaitu Iblis. Ia yang mendorong kamu melakukan kekejian ini, dan kamu mentupi kekejian itu dengan selubung kesalehan, dengan banyak sinar untuk menutupi kegelapan, sementara kamu sendiri sedang menebarkan kegelapan dan ketidak-adilan yang mengerikan, serta mengibarkan bendera neraka. Sekarang kuasa kegelapan sedang bekerja, dan mengalahkan kebenaran. Tetapi Aku akan menaklukkannya dengan kelemah-lembutan-Ku, karena kasih dan kebenaran lebih kuat dibandingkan dengan kekerasan dan pemaksaan.”

DOA: Terima kasih, Tuhan Yesus, karena Engkau tidak melarikan diri, tetapi menyerahkan diri-Mu ke tangan para prajurit yang mau menangkap-Mu, untuk menggenapi penebusan kami. Ajarkanlah kelemah-lembutan kepada kami, kasih kepada seteru kami, dan pengenalan akan kehendak Bapa surgawi setiap saat, dan berikan kami kekuatan untuk melakukannya.

PERTANYAAN 134: Apakah makna dari penangkapan dan penahanan Yesus?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on May 10, 2017, at 10:36 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)