Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Lukas -- 086 (Pengalaman Kristus dalam Perjalanan ke Yerusalem)

This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Russian

Previous Lesson -- Next Lesson

LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia
Pelajaran-pelajaran dari Injil Kristus Menurut Lukas

BAGIAN 4 - Pelayanan Yesus dalam Perjalanan ke Yerusalem (Lukas 9:51 - 19:27)

18. Pengalaman Kristus dalam Perjalanan ke Yerusalem (Lukas 13:22-35)


LUKAS 13:31-35
31 Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." 32 Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. 33 Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. 34 Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. 35 Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"

Dalam perjalanan-Nya dari Galilea ke Yerusalem, Yesus masuk ke dalam wilayah hukum Herodes Antipas. Herodes Antipas adalah seorang penguasa bodoh yang hidup dalam kemewahan dan berwatak buruk yang melakukan banyak kejahatan. Dan ia terus dihantui oleh hati nuraninya sendiri (Matius 2:16; Lukas 3:19; 9:7; 23:11). Mungkin ia ingin menyenangkan orang-orang Farisi, dan tahu bahwa mereka membenci Yesus dan ingin melenyapkan Dia, sehingga Herodes menjanjikan akan meminjamkan beberapa orang pengawalnya untuk melenyapkan Yesus. Orang-orang Farisi berusaha untuk melemahkan nama baik Yesus dengan menakut-nakuti Dia sehingga mereka memiliki kesempatan untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah seorang pengecut, yang takut mati. Herodes mungkin juga ingin menyenangkan bangsa Romawi yang menjajah mereka dengan menangkap seorang pemberontak yang memiliki banyak pengikut, untuk membuktikan ketundukan dan kesetiaannya kepada penguasa Romawi.

Yesus memahami rancangan Herodes dan sekutu-sekutunya, dan menyebut raja Herodes sebagai serigala. Ia tahu persekongkolan dan rancangan mereka dan Ia mengecam mereka. Namun Yesus secara resmi memberitahukan kepada Herodes tentang apa yang dilakukan-Nya sehingga Herodes bisa mengetahui siapa yang sedang bekerja di wilayahnya. Kristus adalah Pemenang atas semua roh jahat. Di dalam hubungannya dengan roh-roh jahat, Herodes merasa ketakutan akan kuasa roh-roh jahat, dan selalu gemetar ketakutan. Tetapi Yesus mengusir roh-roh jahat hanya dengan ucapan bibir-Nya saja. Dengan kuasa itu Yesus menyembuhkan orang-orang yang sakit dan tersiksa. Kasih Ilahi-Nya menjadi motivasi dari kuasa-Nya.

Namun Yesus memberikan kesaksian bahwa tidak ada seorangpun dan bahkan sang raja sendiri, bisa membunuh Dia tanpa kehendak Allah, yang sudah menetapkan waktu dan tempat untuk missi-Nya, yang harus digenapi Yesus secara sempurna. Allah adalah Penguasa dunia, dan tidak ada raja atau pemimpin jahat manapun yang bisa melawan atau menghalangi ditegakannya kerajaan Allah dengan kekuatan dan kekuasaan manusiawi yang mereka miliki.

Yesus tahu sebelumnya bahwa jalan-Nya akan membawa-Nya ke kayu salib. Ia memnyebut kematian-Nya di kayu salib itu sebagai kesempurnaan dari missi dan karakter-Nya. Bukankah Yesus selalu sempurna setiap saat? Tidak diragukan lagi, segala kepenuhan keilahian berdiam di dalam diri-Nya. Tetapi pelayanan-Nya disempurnakan di kayu salib, di sana Ia memperdamaikan dunia dengan Allah. Tubuh manusia-Nya harus menanggung cobaan terakhir yang tak terkatakan beratnya. Roh Allah membuat manusia Yesus yang lemah menjadi Manusia yang berkuasa menyatukan dunia dengan Allah melalui darah-Nya yang mahal, dan yang layak untuk dibangkitkan secara badani dari kubur-Nya. Hari ini, tubuh yang dimuliakan itu duduk di sebelah kanan Allah Bapa.

Yesus tahu bahwa saat-saat akhir kehidupan di dunia akan terjadi di Yerusalem. Ia taat kepada perintah Roh Kudus untuk mati di sana di mesbah dunia. Anak Allah juga menderita karena kejahatan kota itu, karena si pembunuh sejak mulanya (Iblis) mendapatkan tempat untuk kejahatannya di dalam pusat budaya Yahudi. Yesus menyebut Yerusalem Kota Damai itu sebagai, “Yang membunuh para nabi.” Yesus tidak disilaukan oleh kemegahan kota besar itu, dan tidak terkesan oleh kemewahan jubah para pemimpin rohani dan juga pejabat kota. Ia merendahkan senjata yang dipakai oleh kekuatan penjajah, dan menganggap hina kekayaan peradaban mereka dengan semua tampilan yang tak berharga di mata-Nya itu. Di kota itu Yesus berusaha mengumpulkan orang-orang yang mencari Allah, agar melalui kuasa kasih-Nya mereka bisa datang kepada-Nya dan menerima kehidupan kekal. Ia memanggil mereka, mencari mereka, dan bekerja keras untuk mereka. Tetapi penduduk kota itu, khusunya para pengajar di sana, sama sekali tidak mau mengikuti sang Tabib yang datang dari sebuah kota kecil yang dianggap hina. Karena itu mereka mengeraskan pikiran mereka terhadap panggilan Allah, dan membuat diri mereka layak menerima hukuman yang mengerikan.

Celakalah desa, kota dan bangsa yang pendudknya menutup telinga terhadap suara kasih Allah. Hukuman yang mengerikan tidak akan bisa dihindari lagi. Peperangan akan terjadi karena ketidakpercayaan manusia kepada Kristus. Mengapakah begitu banyak orang heran akan terjadinya kekacauan, bencana dan peperangan di dunia kita?

Hukuman Allah terus berlangsung dan kebutaan rohani terus meningkat, karena terang Injil ditutupi dan dihalangi. Celakalah kota atai bangsa yang ditinggalkan oleh Roh Kristus, karena penduduknya tidak mau membuka hati dengan rela kepada-Nya. Saat itu roh-roh jahat akan datang dari segala penjuru, untuk mengembangkan tipu daya, kekerasan, perjinahan, kekacauan, kebencian dan ketakutan.

Kristus kemudian menunjukkan kepada para ahli Taurat tentang hukuman yang akan terjadi kepada bangsa itu. Tetapi Ia juga meninggalkan untuk mereka pancaran pengharapan di horison sejarah manusia, dan mengarahkan mereka untuk memandang kedatangan-Nya yang kedua kali, dan tentang kemungkinan pertobatan dari umat Perjanjian Lama yang akan berseru di hadapan kemuliaan surgawi-Nya, dengan mengutip apa yang dituliskan di dalam Mazmur 118:26 yang menunjuk kepada kedatangan Imam Besar ke Bait Suci, dan berseru, “Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN!”

DOA: Oh Tuhan Yesus, kami menyembah Engkau, karena kesetiaan kasih dan kebenaran-Mu. Ampunilah hati kami yang lamban kalau kami tidak bisa bersegera mengikuti suara-Mu yang lembut. Ampunlah orang-orang yang mengeraskan hati mereka terhadap Roh Kudus-Mu, dan panggillah mereka untuk datang kepada-Mu sebelum datangnya hari kebinasaan besar. Terima kasih karena Engkau sudah bersabar terhadap kami.

PERTANYAAN 95: Apakah makna dari ratapan Kristus tentang Yerusalem?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on May 01, 2017, at 05:35 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)