Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- English -- Mark - 107 (Jesus Reveals Himself to Two Disciples)
This page in: -- Arabic -- English -- INDONESIAN -- Tamil -- Turkish

Previous Lesson -- Next Lesson

MARKUS - Siapakah Kristus?
Belajar dari Injil Kristus Menurut Matiusus
BAGIAN 9 - KEBANGKITAN KRISTUS DARI KEMATIAN (Markus 16:1-20)

4. Yesus Menampakkan Diri kepada Dua Orang Murid dari Emaus (Markus 16:12-13)


MARKUS 16:12-13
12 Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. 13 Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya.

Di hari pertama minggu Paskah, dua orang murid Yesus kembali ke desa mereka dengan penuh kesedihan, setelah mereka merayakan hari Raya besar itu, yang di tahun itu diwarnai dengan kegentaran.

Lukas menjelaskan kepada kita secara terperinci tentang penjelasan itu di dalam Injilnya, pasal 24:13-35, dan memberikan penekanan kepada kasih Yesus yang dinyatakan kepada para murid yang sedang merasa kebingungan yang kehilangaan semua pengharapan mereka karena Guru mereka telah disalibkan.

Kebanyakan pengikut Yesus memahami kedatangan-Nya bersifat sementara dan rohani, tetapi mereka tidak memahami bahwa kerajaan Kristus bukanlah dari dunia ini. Dalam pemikiran mereka, para murid dari Emasu itu mencampurkan agama dengan negara, politik dengan iman, uang dengan rohani, dan waktu yang sementara dengan kekekalan.

Mereka tidak memahami bahwa Yesus sudah memimpin mereka kepada penyangkalan diri, dan mengosongkan segala keinginan kedagingan, hawa nafsu dan kesombongan, dan membawa mereka kepada kerendahan hati, ucapan syukur, kasih, dan usaha yang disertai dengan kelemah-lembutan dan kesiapan untuk mengorbankan kehidupan pribadi. Kristus tidak membangun kerajaan-Nya di atas dasar senjata, pesawat tempur, kapal perang, atau bom; Ia juga tidak menuntut pajak, ijazah pendidikan tinggi, atau orang-orang yang berkuasa sebagai pengantara. Ia sendirilah yang menjadi Jalan dan Pengantara bagi kehidupan yang baru, yang menciptakan suatu ciptaan rohani di dalam kehidupan pengikut-Nya dan menjadikan mereka serupa dengan gambaran-Nya.

Pemikiran-pemikiran yang demikian perlu diubahkan, yaitu pertobatan yang radikan. Barangsiapa mau mengikut Yesus akan mendapatkan tujuan hidup yang baru, dan akan menjauh dari uang, kekuasaan, hawa nafsu, dan sikap mengandalkan kekuatan diri sendiri. Yesus menunjukkan kepada kita dan memimpin kita kepada kemerdekaan dari dosa dan cobaan. Barangsiapa mengikut Dia akan merendahkan diri, dan belajar untuk mengorbankan diri bagi mereka yang tidak layak menerimanya, karena pemahaman bahwa Anak Allah tidak sombong atau berdusta, tetapi sudah mengosongkan diri-Nya dari kemuliaan-Nya dan menjadi manusia dan hamba bagi setiap orang, memahami penyakit yang menjangkiti semua manusia, yaitu dosa. Ia menanggung penghukuman menggantikan semua manusia, dan mati untuk pembenaran kita sebagai korban yang layak dan berkenan di hadapan Allah.

Para murid tidak memahami hal ini sepenuhnya, karena mereka mengharapkan kedatangan seorang raja yang berkuasa. Sekarang, yang mereka lihat adalah Juruselamat yang nampak lemah di kayu salib. Mereka mempercayai seorang Pembebas, tetapi mereka baru saja meletakkan mayat-Nya di dalam kubur. Mereka menantikan seorang yang turun dari surga untuk mengajar mereka, mengembangkan mereka, dan menunjuk mereka sebagai para menteri dan orang-orang terhormat di dalam kerajaan-Nya yang menguasai segala sesuatu. Namun, sekarang mereka harus melarikan diri dari pihak yang berwenang di negara itu, dalam ketakutan dan kekecewaan yang mendalam.

Karena pemikiran yang demikian, Yesus menegur para murid itu. Ia menyebut mereka sebagai orang-orang bodoh dan lamban, karena mereka tidak memahami apa yang diajarkan Roh Kudus kepada mereka. Kristus harus menderita dan mati untuk bisa masuk ke dalam kemuliaan-Nya. Lambang kebesaran-Nya bukanlah penghakiman atau kekuasaan, tetapi pendamaian dan kematian sebagai pengganti. Ia tidak datang untuk hidup bagi kita, tetapi untuk mati menggantikan kita, karena inilah satu-satunya cara pendamaian manusia dengan Allah. Barangsiapa menyangkal Dia yang Tersalib itu tidak akan bisa memahami Allah di dalam kebenaran ini. Barangsiapa ingin menghadap Allah tanpa melalui Anak Domba yang lemah lembut ini tidak akan bisa menyadari keberdosaannya sendiri, yang memisahkan dirinya dengan Dia yang Mahakudus.

Dia yang tersalib itu adalah satu-satunya jembatan yang dibangun yang akan membawa kepada Allah, dan Dia yang sudah bangkit dari kematian itu adalah Pengantara kita yang setia. Yesus membebaskan kita dari sikap membenarkan diri, puas akan keadaan diri, dan mengandalkan diri sendiri. Ia mengajarkan kita untuk mengulurkan tangan kita kepada sang Pembebas yang menebus kita. Tidak seorangpun di dunia ini yang benar di hadapan Allah. Hanya Kristus sajalah kebenaran kita.

Kesebelas murid yang ada duduk dengan penuh ketakutan dan kebingungan di ruang atas. Dan ketika kedua orang murid dari Emaus datang dengan penuh sukacita dan gembira membawa kesaksian bahwa Kristus hidup, dan bahwa Ia berbicara dengan mereka menjelaskan tentang pentingnya kematian dan kebangkitan-Nya, para murid saling memandang, dan mereka menggelengkan kepala. Pikiran-pikiran berkelebat dalam benak mereka, karena Maria Magdalena dan beberapa perempuan lain juga sudah menceritakan kepada mereka tentang peristiwa yang aneh ini. Apakah Kristus sungguh-sungguh bangkit?

Mungkin ada di antara mereka yang mengatakan, “Kalau memang itu benar, pasti Yesus akan menampakkan diri kepada kita terlebih dahulu.” Yang lain mungkin menjawab, “Mungkin Dia menghukum kita karena kita melarikan diri, dan karena Petrus sudah menyangkali Dia.”

Akhirnya, mereka semua sampai kepada kesimpulan mengenai kisah kebangkitan itu, dan mereka tidak bisa mempercayainya. Mereka adalah para rasul yang masih mengandalkan kekuatan mereka sendiri, karena Roh Kudus belum berdiam di dalam kehidupan mereka. Iman mereka masih belum menjadi iman yang benar, berani, dan hidup, karena iman yang demikian adalah buah dari Roh Kudus saja.

DOA: OH Tuhan, yang sudah bangkit dari kematian, ampunilah kami akan ketidakpercayaan dan kelambanan hati kami. Bukalah mata kami agar kami bisa memahami pentingnya kematian-Mu, dan kebesaran kemenangan-Mu di kayu salib. Engkaulah Yang Mahakudus. Engkau sudah bangkit dari kematian, dan maut tidak bisa menahan Engkau. Engkau hidup, dan kehidupan-Mu itu kasih. Sebagaimana Engkau menyatakan diri-Mu di dunia pada jaman itu, demikian juga Engkau menyatakan diri di dalam Roh Kudus-Mu pada hari ini. Ajarkanlah kami untuk mengikuti Engkau dengan penyangkalan diri, mengasihi Engkau saja, dan melayani semua manusia sebagaimana Engkau sudah menjadikan diri-Mu sebagai hamba bagi mereka yang tidak layak. Amin.

PERTANYAAN:

  1. Mengapa para murid tidak memahami tentang kematian Yesus, dan tidak percaya kepada kebangkitan-Nya?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on October 07, 2014, at 09:02 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)