Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 255 (The Choosing of an Insurgent)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 5 – Penderitaan dan Kematian Kristus (Matius 26:1 - 27:66)

21. Pemilihan Terhadap Seorang Penjahat (Matius 27:15-23)


MATIUS 27:21-23
21 Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: "Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" Kata mereka: "Barabas." 22 Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!" 23 Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!!”

Pilatus duduk di kursi pengadilannya untuk memutuskan yang mana dari dua orang tahanan itu yang akan dilepaskan. Ia sangat terkejut dan menjadi marah ketika orang banyak berseru bahwa mereka ingin melepaskan Barabas, yang sudah dianggap sebagai pembebas bangsa itu dan pahlawan besar.

Gubernur itu memahami bahwa membunuh orang yang tidak bersalah sama sekali tidak baik dan tidak bijaksana, dan karena itu ia membiarkan orang-orang Yahudi untuk mengambil keputusan. Dengan itu, ia berusaha untuk menolong Yesus dengan membangkitkan perasaan keagamaan orang itu dan menyebut Dia sebagai “yang disebut Kristus.”

Kemudian perkataan yang sangat mengerikan meluncur keluar untuk pertama kalinya, “Salibkan Dia!” Para imam mendorong orang banyak untuk menyerukan hal itu juga. Ketika Yesus pertama kalinya masuk ke Yerusalem, ada banyak sekali seruan pujian, sampai orang mungkin berpikir bahwa tidak mungkin Ia memiliki musuh. Sekarang saat Ia dihadapkan kepada kursi pengadilan Pilatus, seruan permusuhan begitu menggegap sehingga orang mungkin berpikir bahwa Ia tidak mungkin memiliki teman.

Pilatus sangat jengkel karena tuntutan orang banyak akan penyaliban tanpa sebab bukan hanya karena hal itu tidak adil dan tidak benar, tetapi hal itu juga bisa menjadi alasan untuk dihukumnya hakim yang memutuskan secara tidak adil itu. Ia meminta agar orang-orang Yahudi membuktikan kesalahan sang terdakwa, tetapi mereka tidak bisa menunjukkan bahwa Ia sudah melakukan kesalahan. Mereka justru menanggapi dengan mengadakan kerusuhan, seruan yang keras dan nyaring yang mengatakan, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!”

DOA: Tuhan Yesus, Engkau adalah Kristus yang sejati. Engkau berdiam diri di hadapan banyak orang, menyembuhkan penyakit mereka, memberikan kehidupan kepada yang mati, dan mengusir roh-roh jahat dari dalam hati dan tubuh mereka. Meski demikian, mereka tidak berterima kasih kepada-Mu atas mukjizat yang besar itu. Mereka tidak membela Engkau, bahkan membenci Engkau. Mereka takut kepada pandangan orang banyak, menjadi ketakutan akan kelicikan imam-imam kepala, dan memilih untuk menyalibkan Engkau dan membunuh-Mu dan bukannya menghadapi ketidaksetiaan bangsa mereka sendiri. Tolonglah kami agar tidak menyangkal Engkau pada masa pencobaan. Tuntunlah kami untuk memberikan kesaksian yang bijaksana akan Engkau sehingga kami bisa mempertahankan kebenaran-Mu di tengah segala dusta, kebencian dan kepahitan. Tolonglah agar kami senantiasa setia kepada-Mu di dalam kuasa anugerah-Mu.

PERTANYAAN:

  1. Sampai dimanakah kegagalan bangsa Yahudi dalam usaha memberikan bukti politis yang jelas untuk menghukum Yesus?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on September 15, 2023, at 05:28 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)