Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 203 (The Fourth Woe)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 4 – Pelayanan Terakhir Yesus di Yerusalem (Matius 21:1 - 25:46)
B – Kristus Menegur dan Memperingatkan para Pemimpin Agama Yahudi (Matius 23:1-39) – Kumpulan Kelima dari Perkataan Yesus

6. Kecaman yang Keempat (Matius 23:16-22)


MATIUS 23:16-22
16 “Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. 17 Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? 18 Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. 19 Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? 20 Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. 21 Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. 22 Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
(Matius 5:34-37, 15:14)

Barangsiapa bersumpah untuk mendukung perkataannya sendiri justru mencurigakan, karena ia bermaksud, dengan sumpahnya, menutupi ketidakpastian perkataannya sendiri. Orang-orang Farisi jatuh ke dalam suatu kesulitan: Mereka ingin menyembunyikan dusta mereka dengan cara mengangkat sumpah yang kuat. Tetapi, mereka tidak boleh menyebut nama Allah dengan sembarangan, karena menyebut nama-Nya saja sudah bisa dianggap sebagai penghujatan. Karena itu mereka mengatakan bahwa orang tidak boleh bersumpah demi Bait Allah, tetapi demi perkakas emas yang ada di dalamnya. Mereka juga menganggap bersumpah demi mazbah Allah sebagai sesuatu yang sangat mengerikan. Karena itu, mereka menyarankan bahwa korban yang dibeli dengan uang sebagai cocok untuk mendasari sumpah. Jadi, mereka meletakkan jaring penghakiman atas manusia, mendorong orang masuk ke sana, dan kemudian membawa manusia menjauh dari Allah.

Kristus menjelaskan tentang hal ini ketika Ia melarang bersumpah untuk menguatkan kebenaran, dengan mengatakan bahwa semua perkataan kita seharusnya benar. Dalam penjelasannya tentang sumpah dari orang-orang Farisi, Ia tidak membatalkan larangan untuk bersumpah, tetapi ingin mengingatkan kita bahwa kita bertanggungjawab di hadapan Allah dan tahta-Nya. Ia juga mengatakan bahwa “ya” kita seharusnya memang berarti “ya” dan “tidak” kita juga seharusnya berarti “tidak.” Lalu bagaimana kita harus tampil? Sebagai orang jujur atau sebagai pendusta?

DOA: Tuhan Yesus, Engkaulah Hakim yang kudus. Engkau memulai penghakiman-Mu dengan kami. Kami adalah pengikut-Mu, dan Engkau sudah mengecam orang-orang munafik. Bebaskanlah kami dari semua kemunafikan agar kami bisa menjauh dari dusta, kecurangan, dan kecongkakan. Tolonglah kami untuk menerima kebenaran-Mu, kejujuran-Mu dan kesetiaan-Mu. Kami memohon pengampunan-Mu untuk setiap kelemahan, kebodohan, ketidakmengertian, dan pertobatan kami yang tidak sempurna. Kuduskanlah kami agar kami tidak binasa, tetapi berbicara dalam kejujuran dan kebenaran setiap waktu di dalam hikmat Roh Kudus-Mu.

PERTANYAAN:

  1. Bagaimanakah Kristus mengalahkan masalah sumpah palsu?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on August 05, 2023, at 08:11 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)