Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 194 (Caesar’s and God’s Things)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 4 – Pelayanan Terakhir Yesus di Yerusalem (Matius 21:1 - 25:46)
A – Sebuah Pertentangan di Bait Allah (Matius 21:1 - 22:46)

6. Yang Menjadi Hak Kaisar, dan Yang Menjadi Hak Allah (Matius 22:15-22)


MATIUS 22:15-22
15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. 16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. 17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" 18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? 19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. 20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" 21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." 22 Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi.
(Markus 12:13-17, Lukas 20:20-26, Yohanes 3:2, Roma 13:1, 7)

Adalah salah satu penderitaan Kristus yang paling menyakitkan, bahwa “Ia menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa” (Ibrani 12:3). Orang-orang yang berusaha untuk menjebak-Nya berusaha meletakkan jerat bagi-Nya. Di dalam ayat ini, kita melihat Dia diserang oleh orang-orang Farisi dan kelompok Herodian dengan pertanyaan mengenai membayar pajak kepada Kaisar.

Orang-orang Yahudi membenci Romawi karena mereka mengenakan pajak yang berat atas bangsa itu dan tidak memberikan kebebasan penuh bagi mereka untuk melaksanakan hukum dan ritual keagamaan mereka. Mereka menganggap bahwa kekuasaan Kaisar itu bertentangan dengan kedaulatan Tuhan.

Musuh-musuh Kristus mengajukan pertanyaan yang licik yang bisa menempatkan Kristus dalam keadaaan yang tidak nyaman baik untuk pemerintahan Romawi maupun untuk bangsa itu. Prajurit dari Raja Herodes akan datang membawa ahli hukum untuk menangkap Yesus kalau Ia mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan kekuasaan para penguasa.

Yang harus dihadapi Kristus adalah demikian: Kalau Ia setuju untuk membayar pajak, rakyat akan menolak-Nya. Kalau Ia mengatakan bahwa hanya Allah yang layak disembah tanpa harus membayar pajak, pasukan Romawi akan menangkapnya.

Para musuh Kristus bermaksud untuk “menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.” Mereka berharap bahwa dengan mengajukan pertanyaan yang sulit, mereka akan bisa mendapat kemenangan atas diri-Nya. Seringkali merupakan pekerjaan para hamba Iblis untuk menuduh seseorang melakukan pelanggaran dengan perkataan yang disalahtempatkan, disalahpahami—kata-kata biasa yang diselewengkan dengan cara yang licik. Demikianlah, “Orang fasik merencanakan kejahatan terhadap orang benar” (Mazmur 37:12-13).

Ada dua cara yang mungkin dipakai oleh para musuh Kristus untuk menghadapi-Nya: dengan hukum atau dengan kekuatan. Untuk melakukannya dengan hukum, mereka harus membawa-Nya ke pemerintahan sipil sebagai seorang pelanggar hukum, karena mereka “tidak diperbolehkan membunuh seseorang” (Yohanes 18:31). Kuasa Romawi tidak mau terlalu repot mengurus mengenai pertanyaan tentang firman, nama-nama, dan hukum mereka. Untuk menghadapi-Nya dengan kekuatan, mereka harus berpaling kepada orang banyak untuk melawan-Nya. Tetapi karena orang banyak percaya bahwa Kristus adalah seorang nabi, musuh-musuh-Nya tidak bisa menggerakkan massa untuk melawan-Nya.

Sebelum mereka menyadarinya, Yesus sudah membuat mereka mengakui kuasa Kaisar atas mereka. Dalam berhadapan dengan para pencari kesalahan, sangat baik untuk memberikan alasan kita sebelum memberikan jawaban. Dengan demikian, bukti kebenaran akan membungkamkan mereka yang mau melawannya. Kristus meminta mereka menunjukkan uang pajak karena Ia tidak membawanya. Mereka menunjukkan satu dinar Romawi, yang diberi tanda gambar dan tulisan dari kekaisaran. Pencetakan uang selalu dianggap sebagai hak prerogatif pihak kerajaan atau pihak penguasa yang berdaulat. Pengakuan akan hal itu sebagai uang yang sah dan berlaku di dalam sebuah negara menyiratkan ketundukkan kepada kuasa itu.

Kristus menjawab pertanyaan jebakan dari orang-orang munafik itu dengan kata-kata yang didasarkan kepada hikmat dan kuasa kebenaran yang meyakinkan. Kebenaran Allah menang atas rancangan Iblis, bapa segala pendusta. Dengan jawaban-Nya, Kristus menegur kejahatan kemunafikan, dan menyatakan kedegilan hati orang-orang Farisi. Ia membayar pajak dengan mamon yang tidak suci yang berasal dari dan adalah milik negara. Kalau negara menuntut haknya, kita tidak boleh menahannya. Kristus mendorong kita untuk tidak bergantung kepada uang, harta duniawi, atau material yang mati, tetapi membayar apa yang seharusnya dibayarkan tanpa ragu-ragu.

Tanggapan Kristus menyentuh kemunafikan itu sampai kepada intinya. Ia memperhadapkan orang-orang yang mencintai mamon dan kekuasan ke hadapan Allah dengan mengatakan, “Karena itu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Segala sesuatu, bahkan Kaisar sendiri, adalah milik Allah. Mata, tangan, mulut dan hati kita adalah milik Allah, bukan milik kita sendiri. Uang, waktu dan kekuatan kita semua adalah milik Tuhan. Orang tua, tetangga, pekerjaan dan pemimpin kita adalah pemberian dari Allah. Jadi kita harus mengembalikan semua kepada asalnya. Bertobatlah dan pahami bahwa semboyan dari kehidupan kekal bukanlah uang dan kekuasaan, tetapi iman kepada Allah dan Anak-Nya. Anda adalah milik Allah, lalu kapan anda akan hidup sesuai dengan kenyataan ini?

Tundukkan kehidupan anda sepenuhnya ke tangan Juruselamat anda, dan jangan lupa untuk meletakkan dompet anda di hadapan takhta anugerah-Nya. Kita masih hidup di dalam dunia dan bukan di surga. Beberapa negara kadangkala meminta orang-orang percaya tunduk dalam hal-hal yang sebenarnya hanya milik Allah dan bukan milik manusia. Dalam keadaan yang demikian, kita harus lebih taat kepada Allah dibandingkan dengan kepada manusia. Hak pribadi dan hak negara adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah atas makhluk-Nya. Ketaatan kepada Allah melebihi ketaatan kepada negara. Kita jangan sampai taat kepada makhluk dan tidak taat kepada sang Pencipta. Mari kita taat kepada negara secara setia dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan kekudusan Allah atau dengan Injil damai sejahtera-Nya.

Ketika kita memberikan kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar, kita juga harus ingat untuk memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah. Ia sudah mengatakan, “Anak-Ku, berikanlah hatimu kepada-Ku.” Ia harus mendapatkan tempat yang paling dalam dan paling tinggi di sana.

DOA: Bapa Surgawi, kami adalah milik-Mu. Perbedaan antara tuan duniawi kami dengan Engkau adalah seperti langit dan bumi. Tolonglah kami untuk melayani negara kami dan tidak terlalu mementingkan perkara-perkara dunia ini, tetapi agar kami hidup di hadapan-Mu, percaya kepada-Mu atas segala masalah kami sehingga nama-Mu akan dimuliakan atas hikmat-Mu.

PERTANYAAN:

  1. Apakah yang menjadi milik Kaisar dan apakah yang menjadi milik Allah?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 28, 2023, at 04:39 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)