Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 190 (Parable of the Two Sons)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 4 – Pelayanan Terakhir Yesus di Yerusalem (Matius 21:1 - 25:46)
A – Sebuah Pertentangan di Bait Allah (Matius 21:1 - 22:46)
5. Yesus Memberikan Empat Perumpamaan (Matius 21:28 - 22:14)

a) Perumpamaan tentang Dua Orang Anak (Matius 21:28-32)


MATIUS 21:28-32
28 “Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. 29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. 30 Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. 31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. 32 Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.”
(Matius 7:21, Lukas 7:29, 18:9-14)

Meski ada perbedaan antara Allah dengan manusia, Ia tetap mengasihi manusia seperti bapa mengasihi anak-anaknya. Bapa surgawi tidak membedakan antara anak yang baik dengan anak yang jahat, tetapi Ia menawarkan kepada semua kesempatan untuk masuk ke dalam Kerajaan kasih-Nya. Allah memanggil anda untuk berbalik kepada-Nya dan percaya kepada Anak-Nya yang menyelamatkan. Apa yang akan anda lakukan? Apakah anda mau menerima keselamatan di dalam Kristus hanya dalam kepura-puraan dan menjalani kehidupan di dalam dosa, seolah-olah tidak ada sesuatupun yang terjadi di Golgota? Apakah anda mau seperti anak yang sulung di dalam perumpamaan itu, yang mengatakan, “Ya!” tetapi tidak melakukannya?

Penekanan utama di dalam perumpamaan itu adalah untuk menunjukkan bagaimana orang-orang berdosa dan perempuan sundal, yang menanggapi panggilan dan tunduk menjadi murid, dari Yohanes Pembaptis, sang pendahulu Yesus. Para imam dan tua-tua yang menantikan Mesias dan nampaknya siap untuk menerima Dia, meremehkan pelayanan Yohanes Pembaptis, dan menolak misinya. Tetapi perumpamaan ini memiliki aplikasi yang lebih jauh lagi. Meskipun orang-orang bukan Yahudi sudah menjadi anak-anak yang tidak taat dalam waktu yang sangat lama, seperti anak pertama di dalam Titus 3:3-4, mereka kemudian menjadi taat kepada iman ketika Injil diberitakan kepada mereka. Di sisi lain, orang-orang Yahudi yang sudah mengatakan, “Baik, bapa,” dan banyak berjanji (Keluaran 24:7, Yosua 24:24), tetapi tidak mau pergi. Mereka hanya memuji Allah di bibir saja (Mazmur 78:36).

Apakah anda nampak seperti anak yang pertama yang menolak Allah karena ia seorang yang sembrono dan suka kemudahan dibandingkan dengan kerja keras dan perjuangan di dalam pelayanan kepada Allah? Mungkin ia menyesali sikap keras kepalanya yang melawan kasih Allah, lalu berbalik, bertobat, dan mulai pelayanan yang praktis dalam ucapan syukur kepada Allah sebagai Bapa. Yang mana yang lebih baik? Dia yang mengatakan “ya” tetapi tidak bertindak, atau yang mengatakan, “tidak” tetapi kemudian taat? Celakalah orang yang munafik yang nampaknya menerima Kristus tetapi tidak melaksanakan perintah-Nya yang penuh kasih. Mereka banyak berbicara mengenai tanggungjawab dan larangan tetapi tidak menghasilkan buah-buah kesalehan. Perempuan sundal dan pencuri yang bertobat adalah lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang berpura-pura saleh dan benar tetapi sebenarnya sombong dan merendahkan orang-orang berdosa; dosanya lebih besar daripada penjahat di dalam penjara yang membaca Alkitab dengan mata berair karena meratapi kehinaannya.

Kristus tidak menolak orang Yahudi. Karena Ia mengasihi mereka, Ia memberikan kepada mereka kesempatan untuk kembali kepada-Nya. Mereka belum menyalibkan Yesus sampai mati melalui Sanhedrin mereka, karena itu Ia mengundang mereka untuk mengubah pikiran, percaya, dan menerima keselamatan. Kasih Kristus tak pernah gagal. Kasih itu ditawarkan kepada mereka yang nampaknya baik dan juga yang jahat. Betapa luar biasa! Mereka yang nampaknya benar tidak bertobat, tetapi yang jahat justru kembali kepada Tuhan.

DOA: Bapa, saya bersyukur kepada-Mu karena Engkaulah Bapaku, karena Engkau menerima saya sebagai anak-Mu. Ampunilah ketidaktaatan, kemalasan dan kemunafikan saya serta kuduskan saya bagi pelayanan-Mu sehingga saya bisa sungguh-sungguh menyembah Engkau dengan sukacita, dan dengan rela melayani Engkau sepanjang hidupku. Saya ingin bekerja keras bagi-Mu, mengorbankan uang dan kekuatan saya bersama dengan orang-orang lain yang sudah Engkau panggil ke dalam kerajaan-Mu. Saya ingin menyatakan syukur saya atas kasih-Mu.

PERTANYAAN:

  1. Mengapa anak pertama di dalam perumpamaan Yesus lebih baik dibandingkan dengan saudaranya?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 28, 2023, at 03:48 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)