Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 163 (Disciples’ Pride and the Children’s Humility)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
D - Orang-Orang Yahudi Yang Tidak Percaya dan Permusuhan Mereka Kepada Yesus (Matius 11:2 - 18:35)
4. Prinsip-Prinsip Praktis Kerajaan Allah (Matius 18:1-35) -- Kumpulan Keempat dari Perkataan Kristus

a) Kesombongan Para Murid dan Kerendahan Hati Anak-Anak (Matius 18:1-14)


MATIUS 18:1-4
1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
(Matius 19:14, Markus 9:33-37, Lukas 9:46-48)

Karena pentingnya di dalam gereja, penginjil Matius meletakkan peristiwa ini sebagai pendahuluan untuk khotbah keempat Yesus Kristus. “Siapakah yang terbesar di dalam gereja?” Pertanyaan ini masih didiskusikan oleh para tua-tua dan para uskup. Si jahat, dengan kelicikan dan tipu dayanya, mendorong penyebaran rohnya sendiri yang mengakibatkan dosa di antara para pemimpin di dalam Kerajaan Allah. Mereka jatuh ke dalam pencobaan, meninggalkan kasih dan kerendahan hati, dan pertengkaran diantara mereka dimulai, dan domba-dombapun terserak.

Keadaan yang memunculkan cobaan untuk memilih antara kesombongan atau kerendahan hati adalah meningkatnya persaingan di antara para murid untuk menjadi terkemuka. Mereka berkeliling, saling berkata di antara mereka (karena mereka malu untuk langsung bertanya kepada Yesus), “Siapakah yang terbesar di dalam Kerajaan Surga?” Mereka tidak bermaksud menemukan “siapa” dalam karakter, untuk bisa mengetahui apakah anugerah dan tanggungjawab yang harus mereka lakukan dengan baik, tetapi “siapa” yang menunjuk kepada nama. Mereka sudah banyak belajar dan berkhotbah tentang Kerajaan Surga, tentang Kerajaan Mesias, dan gereja-Nya di dunia ini. Akan tetapi mereka masih jauh dari kenyataan rohani tentang hal itu. Mereka bermimpi tentang kerajaan yang sementara dan kemegahan dan kuasa badani saja. Kristus baru saja menjelaskan mengenai penderitaan-Nya dan kemuliaan yang akan mengikutinya, setelah Ia bangkit kembali. Dari nubuatan-Nya mereka berharap bahwa Kerajaan-Nya akan dimulai di dunia ini. Sekarang mereka berpikir waktunya sudah tepat untuk memperjuangkan kedudukan di sana. Dalam keadaan yang demikian, mereka menganggap, lebih baik berbicara dengan cepat tentang hal itu!

Para murid berusaha untuk mencari tahu siapa yang akan mendapatkan kedudukan yang terkemuka. Petrus selalu menjadi kepala jurubicara dan sudah memiliki kunci surgawi yang diberikan kepadanya. Ia mengharapkan akan berkuasa sebagai Presiden, dan dengan itu menjadi yang terbesar. Yudas memegang kantung perbendaharaan dan dengan itu berharap menjadi menteri keuangan, yang diharapkan akan memberikan tanda bahwa ia sangat berkuasa. Yohanes adalah murid yang paling dikasihi, calon favorit Raja di masa depan, dan dengan itu berharap akan menjadi yang terbesar. Andreas adalah yang pertama dipanggil, jadi mengapa ia tidak mendapatkan kelebihan dibandingkan yang lainnya?

Banyak yang suka mendengar dan berbicara mengenai keistimewaan dan kemuliaan, dan tidak siap untuk melibatkan diri mereka dalam kerja keras dan kesulitan. Mereka sangat memandang kepada mahkota, akan tetapi mereka lupa akan kuk dan kayu salib itu. Demikian juga para murid di sini, ketika mereka bertanya, “Siapakah yang terbesar di dalam Kerajaan Surga?”

Dosa biasanya muncul di dalam keinginan manusia untuk mendapatkan kemuliaan, kekuasaan, kekayaan dan kecantikan. Kita semua digodai oleh dosa Iblis itu—kesombongan. Untuk mengalahkan penyakit rohani ini, Kristus membawa seorang anak kecil ke tengah mereka. Ia meminta mereka untuk mengikuti teladan kepolosan anak kecil itu sehingga mereka bisa memahami bahwa kerendahan hati dan keyakinan kepada Bapa itu berlawanan dengan tujuan Iblis. Sebagaimana seorang anak itu belum dewasa, lemah dan membutuhkan pertolongan, demikian juga kita. Sebagaimana seorang anak berharap kepada perlindungan dan perhatian dari ayahnya mengenai semua persoalan dan masalah, kita juga harus berharap kepada Allah dalam hal yang sama. Kalau kita tidak mau masuk ke dalam adopsi surgawi itu secara sah maka kita tidak akan pernah masuk ke dalam Kerajaan Surga. Yesus berusaha untuk memimpin anda untuk bersandar sepenuhnya kepada Allah sebagai Bapa. Percayakan kehidupan anda kepada kebesaran kasih-Nya, sehingga anda akan bisa menjadi anak di dalam keluarga-Nya yang ajaib. Keistimewaan adopsi ini dinyatakan melalui kerendahan hati dan kelemahlembutan. Yesus memberkati yang lemah lembut, karena mereka akan mewarisi bumi.

Ketika para murid bertanya siapakah yang terbesar di dalam Kerajaan Surga, Kristus mendorong mereka untuk berpikir mengenai apa yang mereka tanyakan. Mereka memiliki ambisi untuk menjadi “yang terbesar.” Kristus mengatakan bahwa kalau mereka tidak mengubahkan cara berpikir mereka, mereka tidak akan pernah bisa masuk ke dalam Surga.

DOA: Oh Yang Kudus, kami memuliakan Engkau karena Anak-Mu Yesus hidup dalam kelemah-lembutan dan kerendahan hati, dan Ia ingin mengubahkan kami menjadi serupa dengan-Nya. Bebaskan kami dari cobaan agar kami jangan menjadi sombong atau ingin menonjolkan diri kami sendiri, tetapi melayani secara diam-diam dengan setia, karena nama kami tertulis di dalam Kitab Kehidupan. Ampunilah kami kalau berpegang kepada kesombongan kami, dan urapi kami dengan Roh-Mu yang lemah-lembut dan penuh rahmat.

PERTANYAAN:

  1. Mengapakah kesombongan dianggap sebagai bahaya yang paling besar dan berbahaya di dalam gereja?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 28, 2023, at 04:47 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)