Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 083 (The Centurion’s Servant)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
B – Mujizat Kristus di Kapernaum dan Sekitranya (Matius 8:1 - 9:35)

2. Kristus Menyembuhkan Hamba Seorang Perwira (Matius 8:5-13)


MATIUS 8:5-13
5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 6 "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." 7 Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." 8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. 11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, 12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." 13 Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.
(Markus 6:6; Lukas 7:1-10; 13:28-29; Yohanes 4:46-53)

Tradisi Yahudi menganggap orang-orang bukan Yahudi najis dan cemar seperti orang kusta. Kesembuhan hamba perwira itu menjadi serangan lain dari Kristus kepada penafsiran yang berbelit dari Hukum Taurat Musa, karena Ia menerima seorang perwira Romawi, penjajah di negara-Nya, di depan banyak orang. Ini membuktikan bahwa Injil tidak terbatas hanya untuk orang-orang Yahudi, tetapi juga orang-orang bukan Yahudi.

Perwira itu adalah pejabat tertinggi di Kapernaum, yang mewakili kekuasaan penjajah. Ia datang kepada Yesus, sang Penyembuh itu, meminta Dia menyembuhkan hambanya dan secara terbuka mengakui ketidaklayakannya dengan mengatakan, “aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku.” Ia menerima kebiasaan orang-orang Yahudi bahwa Yesus tidak diperbolehkan merendahkan diri-Nya dan masuk ke dalam rumah orang-orang bukan Yahudi. Ia tidak mau mempermalukan Yesus. Ini menunjukkan bahwa ia bijaksana dan berperikemanusiaan, bahwa ia menghargai kebiasaan Yahudi yang direndahkan oleh bangsa Roma, dan menganggap hambanya sebagai salah satu anaknya sendiri yang ditunjukkan di dalam kasih dan kepeduliannya yang penuh rendah hati kepada para hambanya.

Meskipun ia seorang perwira Romawi, dan rumah kediamannya di mata orang-orang Yahudi menjadi tanda dari kuk yang harus mereka pikul dari bangsa Romawi, namun Kristus, yang adalah “Raja orang Yahudi” berkenan atasnya. Dengan ini Ia mengajarkan kepada kita untuk melakukan kebaikan tanpa ada batas kebangsaan. Meskipun perwira itu orang bukan Yahudi, namun Kristus menemui dia di depan umum dan menjawab permintaannya secara terbuka.

Lebih lagi, kita melihat bahwa perwira Romawi itu percaya kepada kuasa Kristus untuk menyembuhkan setiap penyakit. Ia memerintahkan roh dan penyakit seperti seorang komandan memerintahkan anak buahnya untuk pergi dan mereka akan mentaatinya. Keyakinan ini pasti tumbuh di dalam diri perwira itu ketika ia memperhatikan tentang Yesus dan melihat laporan serta informasi mengenai karya dan perkataan-Nya, dan yakin bahwa orang Nazaret ini memiliki kuasa rohani atas roh jahat, setan dan penyakit. Ia tahu bahwa perkataan-Nya saja penuh kuasa, bahwa tidak perlu bagi Dia untuk datang ke rumahnya untuk menyembuhkan orang yang sakit itu. Dari jarak yang jauh Ia bisa mengucapkan perkataan-Nya dan pasti akan terjadi, karena semua kuasa surgawi ada di dalam kuasa-Nya.

Kristus sangat terkesan dengan iman yang besar ini, yang tidak didapati-Nya di antara para pengikut dan bangsa-Nya sendiri. Kiranya kita mengikuti perwira ini, menjadi rendah hati, mengasihi hamba kita, dan menganggap diri kita tidak layak bahwa Kristus datang ke rumah kita. Di saat yang sama, kita harus percaya bahwa Yesus mengasihi kita dan ingin menolong kita. Karena itu kita menyerahkan diri kita kepada-Nya, mengalami kenyataan dari kuasa surgawi-Nya di dalam diri kita dan sahabat-sahabat kita dan mengakui iman yang benar dalam pernyataan Yesus mengenai kenyataan surgawi. Yesus memberikan keselamatan yang kekal kepada barangsiapa yang datang kepada-Nya. Ia kemudian menyatakan bahwa orang-orang percaya itu akan berdiam di surga dan duduk dengan Abraham, Ishak dan Yakub di hadirat Allah, pusat pengharapan kita. Namun, mereka yang tidak percaya kepada kuasa Kristus akan menjauh menuju ke keputus-asaan yang berkelanjutan, selama mereka belum mau menerima kasih Allah.

Kelumpuhan membuat hamba itu tidak bisa melakukan pekerjaannya dan membuatnya menjadi merepotkan dan tidak menyenangkan sebagaimana penyakit pada umumnya, namun perwira itu tidak bisa membiarkannya saja ketika hamba itu sakit. Ia tidak mengembalikan hamba itu kepada kerabatnya, atau membiarkan dia terbaring begitu saja, tetapi mencari cara terbaik untuk mengobatinya. Hamba itu tidak bisa melakukan lebih banyak, daripada yang dilakukan tuannya kepadanya. Hamba perwira itu sangat patuh kepadanya, dan di sini kita melihat alasannya, tuan mereka memang sangat mengasihi hamba-hambanya. Sebagaimana kita tidak boleh merendahkan kepentingan hamba-hamba kita, ketika mereka berhadapan dengan kita, demikianlah kita tidak boleh merendahkan keadaan mereka ketika kita berada di hadirat Allah. Kita semua diciptakan dengan bentuk yang sama, oleh tangan yang sama, dan berdiri sama tinggi dengan mereka di hadapan Allah, bahkan kalaupun mereka berasal dari keadaan yang lebih sederhana dari kita.

Perwira itu tidak pergi kepada dukun atau peramal bagi hambanya, tetapi kepada Kristus. Kelumpuhan adalah sebuah penyakit yang seringkali tidak tersembuhkan oleh keahlian tabib biasa. Karena itu tindakannya menunjukkan bukti yang sangat besar akan imannya kepada kuasa Kristus, sampai ia datang kepada Kristus meminta kesembuhan, yang jauh melampaui kemampuan alamiah saja untuk kesembuhan itu. Kesalehan Hukum saja tidak menjamin bagi keselamatan kekal. Yesus langsung menyembuhkan hamba itu meski ada jarak yang jauh memisahkan mereka. Di sini kita belajar bahwa waktu dan tempat tidak membatasi Kristus. Ia adalah Tuhan atas alam semesta dan bisa menyembuhkan kita, menyelamatkan kita dan menyucikan kita juga di jaman sekarang, karena Ia duduk di sebelah kanan Bapa di tahta-Nya. Ia menantikan kita datang mendekat kepada Allah di dalam iman meminta Dia menyembuhkan kerabat dan teman kita, sehingga Ia bisa menjawab doa kita secara langsung di dalam kasih-Nya yang kekal.

Banyak orang Yahudi yang tetap tidak mau percaya, meskipun mereka dilahirkan sebagai “anak-anak kerajaan,” tidak akan menjadi anggota dari gereja Kristus. “Kerajaan Allah” yang mereka banggakan bahwa mereka adalah anak-anak di dalamnya, akan diambil dari mereka, dan mereka akan ditolak. Di hari akhir itu tidak ada artinya mengaku diri sebagai “anak-anak kerajaan,” baik itu karena bagian dari bangsa Yahudi atau sebagai orang Kristen, karena manusia saat itu akan dihakimi, bukan berdasarkan sebutan mereka, tetapi berdasarkan keadaan mereka yang sebenarnya. “jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris” (Galatia 4:7). Tetapi banyak orang yang hanya sekedar mengaku dirinya sebagai anak. Mereka hidup di dalam keluarga, tetapi bukan anggota keluarga dan tidak akan menerima warisan rohani yang ada. Dilahirkan ke dalam keluarga orang percaya membuat kita berkesempatan untuk adanya berkat rohani, tetapi kalau kita hanya berpegang kepada hal itu untuk kita andalkan di surga, kita akan dibuang dari sana.

Bisa dilihat dari Matius 8:5-13, bahwa sang perwira datang kepada Kristus memohon agar Ia menyembuhkan hambanya, dan ketika Yesus mengatakan kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya,” sang perwira kemudian menjawab, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku.”

Namun, Lukas 7:2-10 mengatakan bahwa perwira itu menyuruh beberapa orang tua-tua bangsa Yahudi untuk datang kepada Kristus, dan bahwa ketika Ia sudah tidak jauh dari rumahnya, perwira itu mengutus beberapa sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya, “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku.”

Penjelasan kepada hal yang nampaknya bertentangan ini adalah bahwa Matius langsung menjelaskan bahwa perwira itulah yang sebenarnya memohon kepada Kristus meskipun ia mengutus tua-tua, mewakili dia, untuk berbicara kepada Kristus. Kita memahami bahwa Salomo yang membangun Bait Allah, meskipun ia tidak membangunnya sendiri, tetapi mempercayakan orang-orang lain untuk membangunnya. Pernyataan yang sama juga ada di dalam Yohanes 4:1 yang mengatakan bahwa Yesus membaptis. Kemudian sebuah keterangan ditulis di dalam Yohanes 4:2 yang mengatakan bahwa bukan Yesus sendiri yang membaptis melainkan para murid-Nya. Juga dikatakan Pontius Pilatus mencambuk Yesus. Bukan dia yang langsung mencambuknya tetapi para prajurit atas nama dia. Demikian juga yang dikatakan oleh para tua-tua Yahudi kepada Kristus sebenarnya adalah perkataan milik perwira itu, namun perkataannya, “Aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku” dikatakan olehnya sendiri kepada Kristus. Pertama, melalui sahabat-sahabatnya, ketika Kristus tidak jauh lagi dari rumahnya, sebagaimana yang dikatakan Lukas, dan setelah ia mengatakannya sendiri ketika menyambut Yesus di dekat rumahnya. Kemudian, Yesus menyembuhkan hamba itu sesuai dengan iman sang perwira.

DOA: Kami menyembah Engkau, Oh Bapa Surgawi, karena Engkau sudah memilih kami di dalam Kristus untuk menjadi orang-orang kudus di surga. Ampunilah kami akan iman kami yang kecil dan keyakinan kami yang lemah. Ajarkan kami percaya kepada kesiapan-Mu untuk menyembuhkan kami dan teman kami dari ketidakpercayaan dan dosa. Ciptakan di dalam diri kami kerendahan hati, kehancuran dan kasih yang sungguh-sungguh kepada orang-orang lain sehingga kami bisa senantiasa mengusahakan keselamatan mereka di dalam Engkau.

PERTANYAAN:

  1. Mengapakah iman sang perwira disebut sebagai iman yang besar?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 25, 2023, at 07:25 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)