Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 074 (He Who Knows His Lord)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul? -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 2 - Kristus Mengajar dan Melayani di Galilea (Matius 5:1 - 18:35)
A - Khotbah di Bukit: Tentang Peraturan di dalam Kerajaan Surga (Matius 5:1 - 7:27) -- Koleksi Pertama dari Perkataan Yesus
3. Kemenangan Atas Maksud Jahat (Matius 6:19 - 7:6)

c) Barangsiapa Mengenal Tuhan, Menghakimi Diri Sendiri, Bukan Orang lain (Matius 7:1-6)


MATIUS 7:1-5
1 Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.
(Yesaya 33:1; Markus 4:24; Roma 2:1; 1 Korintus 4:5)

Yesus sudah menderita karena sikap keras kepala, kemunafikan dan kesombongan, yang ada di dalam diri para murid-Nya dan juga manusia pada umumnya. Ia melarang mereka menghakimi siapapun, tetapi justru harus menghakimi diri sendiri dulu. Hukum Kristus menyatakan hati kita yang buruk dan maksud yang tidak murni, alasan dan keputusan yang muncul dari dalamnya. Yesus ingin memperbaiki sumber dari pemikiran kita dan memperbaharui hati kita terlebih dahulu supaya pikiran, perkataan dan tindakan juga bisa diperbaiki.

Kita harus terlebih dahulu menghakimi diri kita, dan menghakimi tindakan kita, tetapi kita tidak boleh menghakimi saudara dan saudari kita. Tuhan tidak memberikan hak kepada kita untuk menghakimi mereka. Kita tidak boleh duduk di kursi penghakiman, menjadikan perkataan kita hukum bagi orang lain.

Kita jangan cepat menghakimi, atau menjatuhkan penghukuman atas saudara dan saudari kita tanpa alasan yang jelas, apalagi kalau semua hanya karena kecemburuan dan iri hati kita. Kita jangan berpikir yang buruk akan orang lain, atau merendahkan orang-orang yang demikian berdasarkan perkataan mereka, dengan kesalahpahaman.

Kita jangan menghakimi tanpa belas kasihan, tanpa ampun, atau dengan keinginan membalas dendam dan rencana untuk melakukan kejahatan. Kita tidak boleh menghakimi seseorang hanya berdasarkan satu tindakan saja, atau menilai diri orang itu berdasarkan pandangan pribadi kita, karena pada dasarnya kita cenderung untuk berpihak.

Kita jangan menghakimi hati orang-orang lain, atau maksud mereka, karena merupakan hak Allah saja untuk menguji hati, dan kita jangan mengambil posisi-Nya sebagai Hakim. Kita jangan menghakimi keadaan luar mereka, atau menyebut mereka munafik, pezinah, hina atau keji; yang memang melampaui hak kita untuk mengatakannya.

Kalau kita menghakimi orang-orang lain, kita akan dihukum dengan cara yang sama. Barangsiapa menghina pengadilan, harus dihadapkan kepada para jaksa. Mereka yang paling suka menjatuhkan hukuman adalah yang paling banyak menerima hukuman; semua orang harus siap menerima batu yang akan dilemparkan balik kepada mereka. Barangsiapa yang tangan dan lidahnya melawan orang lain, harus siap menerima tangan dan lidah orang lain kepadanya. Tidak ada rahmat akan ditunjukkan kepada mereka yang terkenal tidak memiliki rahmat kepada orang-orang lain.

Kita harus mengakui bahwa kita dengan cepat menghakimi orang lain secara keliru dan menilai mereka kuat atau lemah, baik atau buruk, menolong atau merusak. Kita sering menolak dan membenci mereka, mengatakan yang salah tentang mereka. Manusia berlaku seolah-olah mereka adalah Hakim yang kekal. Ia mengutus orang lain dan menganggap dirinya baik serta layak dipahami dan diterima oleh orang-orang lain. Kristus menolak pemikiran yang demikian dengan tegas dan mengutuknya sebagai pelanggaran karena berbagai alasan:

Kita tidak tahu latar belakang batin manusia atau faktor-faktor turunan yang diterimanya dari orangtuanya atau efek dari lingkungan sekitarnya yang ikut membentuk dia sejak masa kanak-kanak. Barangsiapa menghakimi akan dihakimi dengan ukuran yang sama. Karena itu, berhati-hatilah agar tidak menjatuhkan penghakiman terlalu cepat kepada seseorang yang tidak boleh anda hakimi dan menghancurkan diri sendiri melalui penghakiman anda yang tak berbelas kasihan.

Ini tidak melarang kita untuk menegur orang lain yang melakukan dosa dan kecemaran dengan memakai alasan lingkungan yang salah. Beberapa teman melakukan kenajisan dan perzinahan dengan memakai keadaan lingkungan dimana mereka berada sebagai alasan. Kepada mereka kita bisa mengatakan, “Jangan menghakimi dunia di sekitarmu tetapi hakimilah dirimu sendiri!”

Yang lebih buruk lagi adalah orang-orang yang dengan sembrono menjadi sama dengan dunia ini. Mereka berjudi, berpesta pora dan melakukan perzinahan, dan kalau anda bertanya tentang perilaku mereka, mereka akan menjawab, “Ini kebutuhan sosial yang menjadi tempat saya belajar hidup sesuai dengan pasangan saya di masa depan, lebih baik yakin dahulu sebelum terlambat.” Kepada mereka kita katakan, “Siapa yang mengatakan bahwa pasangan ini akan terus berpegang kepada janjinya dan menikahi anda kalau ia sudah memuaskan hasratnya, dan tidak akan berpindah kepada orang lain, seperti lebah yang berpindah dari satu bunga kepada bunga yang lain mencari madu.”

Allah adalah penuh dengan rahmat. Ia mengasihi bahkan orang-orang pezinah dan pencuri dan ingin menyelamatkan mereka. Kalau anda terbeban untuk menjatuhkan penilaian atas seseorang, lakukan secara pelan dengan kasih dan kebenaran, bukan dengan kekerasan, kasar dan kebencian. Orang-orang lain harus merasakan kasih anda melalui perkataan dan sikap anda.

Kalau seseorang mengenal diri mereka sebagaimana Allah mengenalnya, mereka akan malu karena kenajisan mereka, kecongkakan, kekikiran dan akan kekurangan dalam hal pemahaman serta dalam pengetahuan dan seni. Semua manusia harus terlebih dahulu menguji dirinya dengan jujur di dalam terang kekudusan Allah sehingga ia bisa menjadi rendah hati, sadar akan dosa dosanya dan keadaannya yang rusak, jijik akan dirinya sendiri, meremukkan kebanggaan jiwanya dan tidak akan lagi menghakimi orang-orang lain serta menghakimi diri sendiri terlebih dahulu. Berbahagialah orang yang menyangkal dirinya dan mengangkat salibnya setiap hari serta mengikut Yesus. Kemudian kebanggaannya akan berakhir, dan ia tidak akan menghakimi orang lain sampai ia terlebih dahulu memahami dan mengakui kecemarannya sendiri. Pertobatan membuka jalan untuk pemahaman bersama dan orang yang hancur jiwanya akan bisa menolong yang belum dengan kebaikan dan kasihnya serta menuntun mereka kepada Juruselamat yang penuh kasih, tabib yang paling agung itu.

Kristus memanggil semua orang yang berpikir bahwa dirinya lebih baik dari orang lain, sebagai seorang munafik, tidak mengerti kenyataan yang sebenarnya, karena ia memang tidak memahami keadaannya sendiri. Di sisi lain, Kristus memindahkan semua orang yang berdiam di dalam Dia, yang siap untuk menerima Dia, dari kecongkakan diri dan membawa dia kepada kediaman kekal dari kasih-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak Allah tidak akan dihukum, tetapi barangsiapa tidak mau percaya kepada Anak Allah sudah ada di bawah penghukuman, karena ia menolak korban pengganti itu dan mengabaikan pendamaian kekal yang disiapkan-Nya bagi seluruh dunia.

DOA: Ya Hakim yang kekal, berilah rahmat kepada kami, orang berdosa! Saya sudah menghakimi dan menghina banyak teman dan pemimpin. Ampunilah kesombongan saya dan sucikanlah saya dari kecongkakan supaya saya diubahkan dan menjadi penuh rahmat kepada semua orang sebagaimana Engkau penuh rahmat kepada kami. Kalau saya harus membuat penilaian akan kehidupan seseorang, berilah hikmat kepada kami, kasih dan pertimbangan yang baik sehingga saya bisa belajar terlebih dahulu dari-Mu. Tolonglah saya menghakimi dan menyangkal diri terlebih dahulu, mengangkat salib setiap hari dan mengikuti Engkau.

PERTANYAAN:

  1. Mengapa Kristus melarang kita menghakimi orang-orang lain?

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 25, 2023, at 06:38 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)