Waters of Life

Biblical Studies in Multiple Languages

Search in "Indonesian":
Home -- Indonesian -- Matthew - 038 (Capernaum as a Residence)
This page in: -- Arabic -- Armenian -- Azeri -- Bulgarian -- Chinese -- English -- French -- Georgian -- Hausa -- Hebrew -- Hungarian? -- Igbo -- INDONESIAN -- Javanese -- Latin? -- Peul -- Polish -- Russian -- Somali -- Spanish? -- Telugu -- Uzbek -- Yiddish -- Yoruba

Previous Lesson -- Next Lesson

MATIUS - Bertobatlah, Kerajaan Kristus Sudah Dekat!
Belajar dari Injil Kristus menurut Matius
BAGIAN 1 - Periode Awal di dalam Pelayanan Kristus (Matius 1:1 - 4:25)
C - Kristus Memulai Pelayanan di Galilea (Matius 4:12-25)

1. Kristus Memilih Kapernaum sebagai Tempat Kediaman (Mathius 4:12-17)


MATIUS 4:12-17
12 Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. 13 Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, 14 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: 15 "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, --16 bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang." 17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”
(Yesaya 9:1-2; Matius 3:2; Markus 1:14-20; Lukas 4:14-15; Yohanes 8:12)

Setelah baptisan Yesus di Sungai Yordan, dan kemenangan terang atas kegelapan di dalam pencobaan Kristus di padang gurun, pelayanan Yohanes Pembaptis mendekati kesudahannya. Saat itu, Kristus melakukan beberapa pelayanan lain yang tidak dituliskan oleh Matius.

  • Ia menghadiri pernikahan di Kana yang di Galilea dimana ia mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2:1-11).
  • Ia pergi ke Kapernaum (Yohanes 2:12).
  • Ia pergi ke Yerusalem pada hari Paskah, dan menyucikan Bait Allah (Yohanes 2:13).
  • Ia berbicara dengan Nikodemus di Yerusalem (Yohanes 3:1-21).
  • Ia membaptis mereka yang menerima Dia di Yudea, sementara Yohanes membaptiskan di Aenon (Yohanes 3:22).
  • Yesus berbicara dengan wanita Samaria (Yohanes 4:1-42).
  • Ia menyembuhkan anak pegawai istana di Kana yang di Galilea (Yohanes 4:43-54).

Kemudian Yohanes dimasukkan di dalam penjara dimana Allah akan mengizinkan hamba-Nya itu untuk menjadi sempurna di dalam penderitaan di tangan Iblis, sebagaimana Ia sudah mengizinkan adanya penderitaan bagi Ayub dan orang-orang lain yang setia kepada-Nya. Setelah akhir masa pelayanan Yohanes Pembaptis di penjara itu, Kristus memulai berkhotbah tentang Kerajaan Allah di Galilea.

Kristus tidak masuk ke Galilea sampai saatnya tepat. Waktu harus disiapkan untuk jalan bagi Tuhan. Pengaturan Allah begitu hebat sehingga Yohanes akan menurun ketika Kristus mulai muncul. Kalau tidak demikian, orang-orang akan terbagi perhatian kepada kedua orang itu—satu kelompok mengatakan, “Aku pengikut Yohanes,” dan yang lainnya mengatakan, “Aku pengikut Yesus.” Kristus masuk ke Galilea pada saat Ia mendengar mengenai pemenjaraan Yohanes, bukan hanya untuk keselamatan-Nya sendiri, karena Ia tahu bahwa orang-orang Farisi di Yudea juga membenci Dia seperti mereka membenci Yohanes, tetapi juga untuk memberikan kekuatan kepada Yohanes dan untuk membangun di atas dasar yang sudah diletakkan oleh Yohanes.

Allah tidak akan membiarkan diri-Nya tidak memiliki saksi, dan gereja-Nya tidak memiliki pemimpin. Ketika Ia mengambil seorang yang sangat diperlukan di sana, Ia bisa membangkitkan yang lainnya dengan kuasa Roh Kudus yang diberikan-Nya kepada gereja. Dan Ia akan melakukannya kalau memang ada yang harus dilakukan.

Sangat jelas bagi Kristus bahwa Bapa-Nya tidak menuntun ke Yudea dimana Bait Allah berada, tetapi ke desa-desa dan ke Galilea. Yesus meninggalkan Nazaret dimana Ia dibesarkan dan pergi ke Kapernaum, yang merupakan pusat transportasi kala itu. Matius menjelaskan, dan memberi penekanan, bahwa setiap langkah yang diambil Yesus sudah disebutkan di dalam nubuat yang ada di dalam Alkitab. Ia membuktikan di dalam pasal-pasal sebelumnya bahwa Betlehem adalah kota kelahiran Yesus, dan bahwa Nazaret adalah tempat kediaman-Nya di waktu muda, semuanya sesuai dengan nubuatan. Ia juga mengutip perkataan Yesaya (Yesaya 9:1-2) bahwa Galilea akan menjadi pusat dari karya Yesus sesuai dengan kehendak kekekalan Allah.

Kristus adalah terang dunia dan terang pelayanan-Nya di dunia bersinar di Galilea. Wilayah yang indah itu jauh dari Yerusalem dan Bait sucinya sedangkan penduduknya tidak terlalu hafal ayat-ayat Alkitab dan Hukum Musa sebagaimana para ahli Taurat di ibukota. Sebaliknya, mereka adalah orang-orang desa yang kasar, beberapa di antaranya penyelundup dan penjahat jalanan. Ini adalah daerah yang gelap yang ingin diterangi oleh Yesus.

Zebulon dan Naftali adalah wilayah suku-suku yang berbatasan dengan Galilea. Kata “Zebulon” berasal dari kata “Zabhal” (meninggikan). Kristus pergi kepada umat-Nya yang rendah untuk memuaskan mereka yang lapar akan kebenaran dan meninggikan mereka secara rohani.

Kata pertama yang diucapkan Yesus adalah juga kata pertama yang diucapkan dalam khotbah Yohanes, “Bertobatlah.” Isi dari Injil itu sama dari jaman ke jaman. Perintah-perintahnya sama dan alasan untuk mengulanginya juga sama, dan manusia atau malaikat tidak akan berani memberitakan Injil yang lain (Galatia 1:8). Bertobatlah, adalah panggilan dari “Injil yang kekal” dan yang sedang diberitakan kepada anda hari ini.

Kristus memiliki hormat yang sangat besar kepada pelayanan Yohanes dan memberitakan berita kekudusan yang sama yang sudah diberitakan oleh Yohanes sebelum Dia. Inilah bukti bahwa Yohanes memang utusan dan duta-Nya—Yesus menegaskan perkataan utusan-Nya. Dalam satu sisi, sang Anak datang dengan tugas yang sama dengan kedatangan para nabi, untuk “mencari buah” –buah pertobatan yang layak. Kristus bisa saja memberitakan hal-hal yang sangat agung mengenai perkara yang ilahi di surga yang akan membuat dunia ini takjub, tetapi Ia memberitakan berita yang sederhana ini, “Bertobatlah, Kerajaan Surga sudah dekat.”

Allah mendukung pelayanan utusan-Nya yang setia dan meneguhkan bahwa Roh Kudus menghendaki kita, terlebih dahulu, untuk mengubah pemikiran kita dan meninggalkan dosa-dosa kita. Dosa adalah alasan untuk semua masalah kita; upah dosa adalah maut. Yesus tidak hanya melepaskan kita dari semua masalah kita tetapi melepaskan kita dari sumber masalah kita, yaitu dosa. Ia meminta kita untuk mempersiapkan hati dan pikiran kita untuk menentukan dengan semua keberadaan kita untuk memisahkan diri kita dari kelemahan kita, membenci dosa, dan mempercayai Allah untuk menuntun kita kepada kekudusan-Nya.

Dosa memisahkan kita dari sang Pencipta, karena itu perintah Yesus agar bertobat itu memberikan pengharapan baru yang membawa kita dari kesendirian kembali kepada rumah Bapa dan kerajaan-Nya. Undangan ini adalah perintah Ilahi yang pertama di dalam hukum Kristen. Manusia tidak kembali kepada Allah dengan keinginannya sendiri; ia memerlukan undangan, perintah, dan keputusan. Kembali ke surga itu adalah ciri khas dari Injil Matius. Sangat menarik bahwa Matius biasanya tidak memakai kata “Kerajaan Allah” atau “Kerajaan Kristus” tetapi ia sering memakai kata “Kerajaan Surga.” Ini karena, kecuali beberapa kekecualian, orang-orang Yahudi tidak menyebut nama Allah karena takut melanggar hukum yang melarang mereka memanggil nama itu secara sia-sia.

Kerajaan Surga dan sukacita surga berdiam di dalam diri orang-orang yang memiliki Roh Kudus dan Tuhan berdiam di dalam diri mereka. Orang-orang di jaman dahulu berpikir bahwa surga ada di atas kepala mereka dan bahwa neraka ada di bawah kaki mereka tetapi kita tahu bahwa Kristus senantiasa menyertai kita, bahkan sampai di akhir jaman. Meski banyak masalah dan kesulitan dunia, kita bisa berdiam di dalam keluasan Tuhan, sebagaimana yang dikatakan Yesus kepada kita, “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yohanes 16:33).

Tanah Zebulon dan tanah Naftali yang menjadi “Galilea bagi orang-orang bukan Yahudi”, menunjukkan betapa rendah dan hinanya keadaan suku itu dalam anggapan yang lainnya. Kata “Zebulon” mengandung makna, “tempat yang ditinggikan” (Kejadian 30:20). Berkat Yakub kepada Zebulon adalah bahwa mereka “akan diam di pantai laut” (Kejadian 49:13). Itu adalah gambaran tentang umat Tuhan yang diam sendirian yang, “tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir” (bilangan 23:9), tetapi kemudian bercampur dengan bangsa-bangsa lain dan mengikuti kekejian mereka (Mazmur 106:35; Hosea 7:8).

"Naftali" berarti “pergumulanku” (Kejadian 30:8). Ini adalah gambaran tentang umat Tuhan yang menikmati kemerdekaannya karena percaya kepada Allah di dalam pergumulan mereka (Kejadian 49:21). Ketika mereka berhenti bergumul, musuh mulai menindas mereka.

Mereka yang tidak memiliki Kristus berada di dalam kegelapan. Yang lebih buruk lagi, mereka “duduk” dalam keadaan itu. Duduk dalam sikap yang meluruskan badan—dimana kita duduk, kita berencana untuk duduk dalam waktu lama. Banyak yang ada di dalam kegelapan dan merasa nyaman di sana, tanpa ingin mencari jalan keluarnya. “Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat” (Yohanes 3:19).

Keadaan suku-suku Israel sangat menyedihkan. Banyak bangsa-bangsa yang besar dan hebat ada di dalam keadaan yang sama saat ini dan harus dikasihani serta didoakan. Bahkan lebih menyedihkan lagi karena hari ini bangsa-bangsa itu duduk di dalam kegelapan dengan terang Injil di sekitar mereka. Seseorang yang berada di dalam kegelapan karena hari yang sudah malam memiliki keyakinan bahwa matahari akan segera terbit, tetapi orang yang berada di dalam kegelapan karena kebutaan tidak akan segera bisa membuka matanya. Kita memiliki terang siang hari tetapi apa gunanya itu kalau kita tidak memiliki terang Tuhan?

Kata “kerajaan” berbicara mengenai raja yang memiliki hikmat, kuasa dan kemuliaan. Kristus mengatakan setelah kematian dan kebangkitan-Nya, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Dengan kata-kata itu, Ia menyatakan diri sebagai Raja dari Kerajaan Surga. Kita bersukacita atas kenyataan bahwa Allah memang Raja. Ia memerintah melalui Anak-Nya yang memberikan diri-Nya bagi kita, sehingga Ia bisa menebus kita dari dosa dan menyucikan bagi diri-Nya suatu umat kepunyaan-Nya, yang dilahirkan dari Roh-Nya. Kerajaan ini adalah milik Raja kita dan kita adalah milik-Nya.

Kedatangan Kerajaan Kristus akan berlangsung secara bertahap. Yang pertama datang adalah sang pembuka jalan, Yohanes Pembaptis; kemudian datang sang Raja, Yesus, yang membawa terang kepada para pengikut-Nya dan menyucikan umat-Nya, sehingga mereka bisa layak di dalam persekutuan dengan Allah. Kemudian Roh Yesus datang ke atas orang-orang percaya, memastikan kedatangan kita ke dalam Kerajaan Allah. Akhirnya, Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya dan kerajaan-Nya akan kekal di bumi ini. Sejarah Kerajaan Allah menunjukkan perkembangan, pergerakan dan pertumbuhan menuju kepada sebuah tujuan yang agung. Hal itu sudah dimulai, sekarang ada di dalam kita dan akan menyatakan kemuliaan dan kuasanya secara terbuka agar semua manusia melihatnya. Inilah sebabnya kita mendengarkan Yesus ketika Ia mengatakan, “Bertobatlah, Kerajaan Surga sudah dekat.” Apakah anda berada di dalam atau di luar kerajaan itu? Jangan lupa bahwa kerajaan itu tidak berkaitan dengan keselamatan anda saja. Hal itu juga berkaitan dengan orang-orang yang menunggu untuk mendengar berita keselamatan sehingga mereka bisa bertobat dan menjadi orang-orang percaya yang dilahirkan kembali di dalam keluarga Bapa surgawi mereka.

DOA: Saya memuliakan Engkau, Tuhan yang kudus, karena Engkau memberitakan firman pertobatan dan pernyataan kerajaan-Mu sehingga kami tidak hidup secara sembrono tetapi akan meninggalkan dosa-dosa kami di dalam kuasa nama-Mu—mengalami kasih karunia, dan mengharapkan kedatangan-Mu yang segera terjadi. Saya meminta agar Engkau menciptakan di dalam diri saya ketekunan, kesucian dan kekudusan sehingga saya bisa menghormati Raja yang mulia itu melalui perbuatan saya. Tuntunlah semua orang yang ingin datang kepada kerajaan kasih-Mu dan utuslah saya untuk mengundang dan menarik mereka ke hadapan-Mu.

PERTANYAAN:

  1. Mengapakah Yesus mengulangi kembali kabar baik dari Yohanes Pembaptis, “Bertobatlah, Kerajaan Surga sudah dekat?”

www.Waters-of-Life.net

Page last modified on July 22, 2023, at 08:23 AM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)