Waters of LifeBiblical Studies in Multiple Languages |
|
Home Bible Treasures Afrikaans |
Home -- Indonesian -- Lukas -- 112 (Perumpamaan Tentang Penggarap-Penggarap Kebun Anggur yang Jahat) Previous Lesson -- Next Lesson LUKAS - Kristus, Juruselamat Dunia BAGIAN 5 - Kedatangan Kristus dengan Penuh Kemenangan ke Yerusalem (Lukas 19:28-21:38)
4. Perumpamaan Tentang Penggarap-Penggarap Kebun Anggur yang Jahat (Lukas 20:9-19)LUKAS 20:9-19 Dalam perumpamaan tentang kebun anggur, Yesus menjawab dengan tepat pertanyaan kaum Sanhedrin, “Siapakah diri-Nya.” Yesus mengakui bahwa Dia adalah Anak Allah yang datang setelah akhir dari serangkaian utusan Allah. Semua utusan Allah iitu datang pada masa sejarah Perjanjian Lama dari Allah Bapa-Nya untuk mengumpulkan buah ketundukan, iman dan kasih dari antara bangsa Yahudi. Dalam Perjanjian Lama pohon anggur melambangkan bangsa Israel (Yesaya 5:1; Yeremia 2:21; Yehezkiel 15:2; Hosea 10:1; Mazmur 80:9). Allah memagari pohon anggur-Nya dengan hukum Taurat, menempatkan para nabi sebagai para penjaga, dan mezbah-mezbah menjadi pemerasan anggur. Tetapi bangsa itu tidak menghasilkan buah yang dikehendaki. Semakin Allah mengutus lebih banyak nabi kepada bangsa yang keras kepala itu, semakin memalukan perlakuan mereka yang menghina, memukul, dan melukai para penjaga kebun anggur itu. Bangsa itu bukan hanya tidak menghasilkan buah, tetapi mereka bahkan merancangkan perlawanan kepada Allah. Hal itu bisa dilihat dalam sejarah dimana para imam, tua-tua, imam-imam kepala, para raja dan bahkan kaum Sanhedrin yang dipilih oleh Allah untuk menjadi pemeras kebun anggur yang bertanggungjawab di kebun anggur itu, karena mereka menolak para utusan Allah, dan bahkan mereka kemudian memutuskan untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Meskipun ada banyak kejahatan demikian, Allah, yang sudah memutuskan untuk mmberikan ujian terakhir kepada banga yang pemberontak itu, Ia tidak kehilangan kesabaran, dan kemudian mengutus Anak-Nya sendiri, sang Pewaris-Nya, yang juga memiliki semua karakteristik dan kuasa sang Bapa. Itulah jawaban Yesus kepada kaum Sanhedrin. Yesus juga sudah menubuatkan tentang apa yang akan mereka lakukan terhadap diri-Nya. Kebencian yang tersembunyi di dalam hati mereka akan mendorong mereka untuk bersekongkol melawan Yesus, menemukan cara untuk membunuh Yesus, dan kemudian bersukacita atas kemenangan mereka dalam membunuh sang Anak Manusia, seolah-olah dengan itu mereka bisa menguasa sepenuhnya bangsa itu. Di dalam perumpamaan ini, Yesus menyebutkan dengan sangat tegas dan jelas bahwa para pemimpin bangsa itu adalah kelompok pencuri, pembunuh, dan pemberontak yang melawan Allah, sampai mereka juga memahami tujuan Yesus, ketika Ia bertanya tentang apa pendapat mereka mengenai apa yang akan dilakukan oleh pemilik kebun anggur terhadap kejahatan para pengerja kebun anggur itu. Pada saat itu Yesus sendiri yang memberikan jawaban, mengatakan bahwa Ia akan terlebih dahulu membinasakan mereka dan kemudian memberikan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Dengan demikian Yesus secara terbuka menyaksikan bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari antara bangsa Israel dan diberikan kepada bangsa-bangsa lain. Jadi Kristus mengecam para pemimpin bangsa yang tidak beriman itu. Sementara itu, orang banyak itu berseru dengan serempak, “Sekali-kali jangan!” karena mereka memahami sepenuhnya apa yang dimaksudkan oleh Yesus bahwa akan ada penghukuman di dalam sejarah bangsa Israel. Mereka bangkit dan langsung menyatakan penolakan mereka terhadap hukuman kebinasan yang akan terjadi atas bangsa mereka. Kemudian Yesus memandang mereka. Ia menatap mereka, dan melihat awal dari cakrawala Perjanjian Baru, dan menyebut diri—-Nya sebagai Batu Penjuru di dalam Bait Allah, seperti yang dituliskan di dalam Mazmur 118:22, Mazmur yang sama yang juga mengatakan, “Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan” (ay. 26) dan “TUHANlah Allah” (ay. 27), pernyataan yang akan diulang-ulang oleh bangsa Israel ketika mereka menyambut Yesus beberapa hari sebelumnya, sebelum percakapan ini terjadi. Yesus menyebut diri-Nya sebagai Batu penjuru, dimana seluruh musuh-Nya akan gagal, yaitu semua orang yang tidak membangun diri mereka di atas batu-batu yang hidup di dalam Bait Suci. Yesus adalah pondasi, kekuatan dan mahkota di dalam Bait Suci Perjanjian Baru, yang tidak terbuat dari batu biasa, tetapi dari orang-orang percaya yang kudus yang juga sudah menjadi batu tetapi juga sebenarnya merupakan Bait Allah sendiri. Mereka saling mendekat menjadi satu tubuh Kristus dimana Yesus Kristus menjadi kepalanya. Hari ini, Allah sendiri berdiam di dalam kehidupan mereka yang percaya kepada Kristus, dan bukan di dalam bangunan yang dibuat dengan tangan. Pada akhir jaman, ketika Kristus datang kembali, dengan menyatakan seluruh kuasa surgawi milik-Nya, Ia akan menjadi batu besar seperti yang disebutkan di dalam Daniel 2:34 yang akan menggelinding pada jaman akhir dari ketinggian pegunungan, dan kemudian dengan cepat menghancurkan patung yang menjadi gambaran dari gabungan bangsa-bangsa dan agama-agama duniawi, serta menghancurkannya sama sekali. Barangsiapa melawan Kristus pada akhirnya akan dilenyapkan dan dibinasakan. Para pemimpin bangsa itu juga memahami makna dari perumpamaan itu, dan menjadi sangat marah. Namun mereka adalah kumpulan para pengecut, karena mereka takut kepada para pengikut setia Yesus. Para pemimpin itu dengan kelicikan mereka berusaha untuk menyergap Yesus dan membunuh-Nya secara diam-diam, tanpa dilihat atau diketahui orang banyak. Bagaimana dengan anda? Anak Allah berdiri di hadapan anda, meminta buah kehidupan anda bagi Allah Bapa-Nya. Maukah anda menyerahkan diri sepenuhnya sebagai korban ucapan syukur dan penyembahan, atau apakah anda justru melarikan diri dan bergabung dengan para pembunuh-Nya? Maukah anda percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, dan menyerahkan kehidupan anda sebagai batu yang hidup sehingga Ia bisa menempatkan anda di dalam bangunan bait Roh Kudus? Kalau tidak demikian, maka Ia akan meremukkan anda di akhir jaman. Kala Yesus menanyakan kepada anda hari ini, bagaimana jawaban anda? DOA: Oh Tuhan Yesus Kristus, yang sudah bangkit dari kematian, hamba percaya kepada keilahian-Mu, dan bahwa Engkau satu dengan Bapa, serta menyerahkan kehidupan hamba sepenuhnya kepada-Mu, sampai selamanya. Meteraikanlah penyerahan diri kami dengan Roh Kudus-Mu sehingga hamba bisa hidup bersama-Mu sampai selamanya,melakukan kehendak-Mu, dikuatkan karena pengalaman pengampunan, dan melayani Engkau bersama dengan semua orang-orang kudus, sehingga kami bisa dipenuhi dengan buah-buah kasih, sukacita, kekudusan dan damai sejahtera. Amin. PERTANYAAN 120: Apakah prinsip-prinsip dari rencana penebusan Allah yang dinyatakan oleh Yesus di dalam perumpamaan tentang para penggarap kebun anggur yang jahat? |